Transformasi Digital Panas Bumi Dorong Efisiensi Bisnis PGE
Transformasi digital panas bumi mendorong efisiensi operasional PGE melalui program G-Bionic untuk mendukung target Indonesia sebagai produsen panas bumi terbesar.
Implementasi G-Bionic memperkuat transformasi digital pengelolaan panas bumi PGE.
INFOBRAND.ID, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus melanjutkan transformasi bisnis melalui program digital G-Bionic sebagai bagian dari upaya memperkuat pemanfaatan panas bumi nasional. Program ini menjadi salah satu langkah strategis perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, serta mendukung target menjadikan Indonesia sebagai produsen panas bumi terbesar di dunia.
Pada ajang PGE Digital Day 2025 bertajuk "Accelerating 3GW Through Digital Transformation" yang digelar di Jakarta pada 27 Oktober 2025, perusahaan memaparkan perkembangan terbaru implementasi digitalisasi di seluruh lini bisnis panas bumi. Direktur Operasi Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yani, menyampaikan bahwa proses transformasi kini mulai menunjukkan hasil. “G-Bionic sekarang sedang memasuki tahap penting untuk penerapan nyata. Beberapa inisiatif sudah dijalankan dan sebagian sistemnya sudah mulai diterapkan,” ujarnya.
G-Bionic merupakan program transformasi digital yang dirancang untuk membangun budaya kerja berbasis data. Sejak 2023, pengembangan dilakukan melalui assessment menyeluruh terhadap people, process, dan technology di seluruh fungsi PGE. Ahmad Yani menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan memahami kondisi digital perusahaan, mengidentifikasi celah, dan menentukan arah transformasi sesuai visi perseroan. Ia menambahkan bahwa penerapan sistem utama kini mulai berdampak pada efisiensi operasi, transparansi data keuangan, serta pelaporan keberlanjutan.
Perusahaan menetapkan bahwa program ini mendukung pencapaian target kapasitas terpasang 1,8 gigawatt pada 2033 serta pengembangan potensi panas bumi hingga 3 GW. “Dengan dukungan teknologi dan data yang terus berkembang, G-Bionic akan membuka potensi baru, memperluas manfaat, dan memastikan nilai transformasi ini berkelanjutan bagi masa depan PGE,” kata Ahmad Yani.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina Geothermal Energy, Edwil Suzandi, memaparkan peran G-Bionic dalam meningkatkan akurasi data dan pemodelan eksplorasi. Menurutnya, digitalisasi pada tahap eksplorasi membuat proses pengambilan keputusan investasi menjadi lebih cepat dan mengurangi ketidakpastian proyek. Ia menjelaskan bahwa integrasi data subsurface memungkinkan analisis dilakukan lebih efisien dibandingkan proses sebelumnya. “Inilah bukti nyata bagaimana transformasi digital tidak hanya memodernisasi cara kerja, tetapi juga langsung berdampak pada produktivitas dan kinerja operasional kami,” ucapnya.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio, menyampaikan bahwa inovasi digital memberikan kontribusi pada tiga aspek utama pengelolaan panas bumi. Pertama, Operational Excellence melalui pemantauan real-time pada seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang mendukung peningkatan efisiensi. Kedua, Financial Visibility yang memungkinkan setiap keputusan berbasis data yang akurat. Ketiga, pelaporan ESG yang semakin terstruktur sejalan dengan posisi PGE sebagai perusahaan energi hijau.
Yurizki menambahkan bahwa pengembangan digitalisasi selalu diselaraskan dengan Pertamina Group melalui koordinasi dengan Pertamina Digital Hub dan Enterprise IT. “Hasilnya sudah terbukti, mulai dari real-time monitoring, peningkatan efisiensi pekerjaan, hingga kemudahan dalam menilai kelayakan finansial, sehingga seluruh proses menjadi jauh lebih efektif,” jelasnya.
Perusahaan menyampaikan bahwa inisiatif digital ini diarahkan untuk menciptakan nilai yang mencakup aspek finansial maupun non-finansial. Transformasi berkelanjutan tersebut difokuskan pada pembaruan proses bisnis melalui digitalisasi sehingga operasional dapat berlangsung lebih adaptif dan efisien.
Saat ini, G-Bionic mencakup 52 inisiatif digital yang meliputi keseluruhan rantai operasi, mulai dari subsurface, drilling, surface, hingga enterprise. Pengembangan selanjutnya mencakup optimalisasi aplikasi terintegrasi, pemanfaatan Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan produktivitas operasional serta mendukung agenda swasembada energi.


