Salah satu film Hollywood yang dinantikan di bulan April 2018 adalah film yang diangkat dari kisah nyata dari cerita 7 Days in Entebbe.Diperankan oleh aktor dan aktris Rosamund Pike serta Daniel Brühl, 7 Days in Entebbe menampilkan cerita tentang pembajakan pesawat Air France di tahun 1976.
Dibalik semua itu, film 7 Days in Entebbe menyimpan cerita tersendiri. Selain diangkat dari kisah nyata, film ini punya beberapa fakta-fakta tersendiri.
Sutradara spesialis film militer
Nama José Padilha mungkin tidak setenar Christopher Nolan, atau Guilerme Del Torro sebagai seorang sutradara. Namun, José Padilha cukup piawai menampilkan film yang identik dengan strategi militer. Salah satu kesuksesannya adalah saat mengerjakan film Elite Squad pada tahun 2007 dan Elite Squad: The Enemy Within pada tahun 2010 yang lalu. Selain itu Jose, juga cukup sukses menggarap serial televisi Narcos dalam dua episode dan film RoboCop (2013)
Daniel Brühl Piawai Bermain di film dengan latar masa lalu
Aktor Daniel Brühl yang berperan sebagai Wilfried Böse sempat muncul di film dengan latar belakang modern yaitu Captain America: Civil War sebagai Zemo. Namun, Daniel Bruhl ternyat asangat piawai bermain di film dengan latar belakang tahun 1940 hingga 1970. Beberapa diantaranya adalah ketika Daniel Bruhl tampil di film Good Bye Lenin! (2003), The Countess (2009), Inglourious Basterds (2009), Rush (2013) dan The Colony (2015).
Bagian dari kisah nyata
Film ini benar-benar diangkat dari kisah nyata. Dalam kisah aslinya, kisah penyanderaan ini, terdapat salah satu penumpang yang bernama atricia Martel yang berpura-pura hamil dan mengalami keguguran. Dikutip dari Time, sejarahwan Saul David membenarkan kejadian tersebut. Saul menyebutkan bahwa Patricia sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju pemakaman ibunya. Namun, aksi teroris yang membajak pesawat hampir saja menggagalkan rencananya untuk melihat jasad ibunya. Kisah ini nantinya akan diceritakan kembali di dalam film 7 Days in Entebbe.
Sinopsis 7 Days in Entebbe
Film ini menceritakan kisah tentang pembajakan pesawat Air France pada tahun 1976. Brigitte Kuhlmann dan Wilfried Böse kemudian membajak pesawat yang menampung sekitar 250 penumpang dan menyampaikan tuntutan berupa sebuah kesepakatan politik dengan pemerintahan Israel. Brigitte dan Wilfried bekerjasama dengan seorang diktator kejam agar tuntutan mereka terwujud. Pemerintah Israel, yang mendengar kabar ini tidak tinggal diam. Mereka menyiapkan pasukan khusus untuk membebaskan para sandera. Berhasilkan pemerintah Israel membebaskan para sandera? Lalu bagaimana nasib Brigitte Kuhlmann dan Wilfried Böse.
