JAKARTA - Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi pandemi covid-19 masih terus berlangsung. Pembatasan sosial berskala besar atau sekarang lebih fokus pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di sejumlah daerah, semakin menimbulkan kekhawatiran para peritel. Terlebih pusat perbelanjaan yang hanya diizinkan beroperasi hingga pukul 19.00 menyebabkan brand ritel melewatkan jam sibuk pengunjung.
Dalam situasi yang tidak pasti, brand perlu memikirkan strategi yang tepat untuk bisnis mereka di tahun 2021 ini. Bagi brand yang masih akan mengoptimalkan sumber daya offline yang dimiliki, harus mempertimbangkan untuk memperluas jangkauan pasar di luar wilayah toko offline. Salah satu cara dapat dilakukan adalah dengan mengeksplorasi strategi omnichannel.
Berbeda dengan kepercayaan konvensional bahwa mengalihkan bisnis seseorang secara online berarti mengorbankan operasi offline, strategi omnichannel sebenarnya menjembatani kesenjangan antara operasi online dan offline. Karena banyak merek, ritel, dan sekarang bahkan pemasok telah memindahkan operasi penjualan mereka secara online karena pengukuran jarak sosial, rantai pasokan dan proses pemenuhan mereka dengan cepat telah didefinisikan ulang.
IKLAN INFOBRAND.ID
Berbeda dengan menghadapi dilema antara fokus pada jalur online atau offline, merek dapat memilih untuk membuatnya saling melengkapi, memungkinkan bisnis memaksimalkan semua sumber daya yang tersedia. Namun, jika sebaliknya dilema terletak pada keefektifan berjualan online, berikut ini beberapa kabar baik untuk menenangkan pikiran:
Temuan SIRCLO, perusahaan penyedia jasa solusi e-commerce terpadu, mengungkapkan, festival belanja online yang meriah selama Q4 tahun lalu menjadi landasan bagi konsumen Indonesia untuk lepas landas dan bebas berkeliaran dalam angin e-commerce. Pada saat tidak ada promosi atau kampanye besar-besaran, konsumen tampaknya masih dengan nyaman berbelanja online dan memeriksa kebutuhan sehari-hari mereka dengan mudah.
Temuan data SIRCLO juga mengungkapkan bahwa selama minggu pertama pembatasan sosial berskala besar, produk yang termasuk dalam kategori Perawatan Pribadi paling banyak dicari dan mengalami kenaikan 12% dibandingkan minggu sebelumnya sebelum diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan). Jika dibandingkan dengan musim perayaan pada Q4 tahun 2020, produk ini masih mengalami kenaikan hingga 9% pada hari-hari tanpa festival belanja.
Peningkatan pesanan dalam beberapa waktu terakhir belum setinggi akhir Q1 atau awal Q2 tahun 2020, mengingat banyak outlet offline kini telah dapat beroperasi dengan lebih leluasa daripada harus ditutup seluruhnya. Meskipun demikian, minat masyarakat untuk berbelanja online-meski belum tentu meroket-muncul secara bertahap. Selain itu, antusiasme untuk kategori Personal Care terus mempertahankan posisinya sebagai kategori paling dicari di e-commerce sejak pandemi melanda.
Fenomena tersebut mengisyaratkan bahwa belanja barang konsumsi secara online baik dari kategori Perawatan Pribadi, Perlengkapan Rumah Tangga, hingga Kesehatan kini telah menjadi bentuk belanja rumah tangga “normal baru”. Yang perlu diperhatikan sebuah brand, semakin dikenal dengan promosinya yang menarik dan prosesnya yang bebas repot, e-commerce sedang dalam perjalanan untuk menjadi pusat perbelanjaan favorit masyarakat.
IKLAN INFOBRAND.ID
Lonjakan pesanan selama minggu pertama pembatasan sosial skala besar mencerminkan hal itu. Diperkirakan juga bahwa situasi keseluruhan akan mendorong mereka yang paling rentan terhadap virus untuk mulai berbelanja bahan makanan atau kebutuhan sehari-hari lainnya menggunakan sarana online untuk pertama kalinya tahun ini.
