INFOBRAND.ID, JAKARTA - Infobrand.id kembali menggelar kegiatan bertajuk The 7th Infobrand Forum 2023 yang menjadi rangkaian acara penghargaan Indonesia Digital Popular Brand 2023, dengan mengangkat tema "Challenges and Opportunities of Brand Building in the Digital Era".
Susilowati Ningsih, CEO Infobrand.id mengatakan, dunia digital telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan teknologi, kemajuan platform digital, dan perubahan perilaku konsumen telah mengubah lanskap bisnis secara fundamental.
Di tengah persaingan yang semakin ketat, brand-brand dituntut untuk dapat beradaptasi dengan cepat dan mengambil langkah yang tepat agar brand tetap relevan dan berkembang bahkan menjadi brand yang selalu ada di benak pelanggannya.
IKLAN INFOBRAND.ID
"Menjadi brand yang popular di dunia maya, tentunya suatu prestasi yang luar biasa. Perubahan pesat dalam perilaku konsumen dan kemajuan teknologi telah menciptakan peluang yang tak terbatas bagi merek-merek untuk tumbuh dan berkembang di ranah digital," kata dia saat membuka acara The 7th Infobrand Forum dan Indonesia Digital Popular Brand Award 2023 yang digelar secara daring kemarin.
Namun, ditambahkan Susi, menjadi brand yang popular di ranah digital bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan upaya dan strategi yang tepat untuk menarik perhatian dan membangun hubungan yang erat dengan audiens digital. Saat ini, para brand telah mengambil langkah-langkah inovatif dan berani untuk memenangkan hati konsumen di dunia maya.
"Hal inilah yang menjadi fokus Infobrand.id dalam melakukan pengukuran popularitas brand di ranah digital melalui riset Indonesia Digital Popular Brand Index yang mengacu pada tiga parameter penilaian; Search Engine Based, Social Media Based, dan Website Based," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Tri Raharjo, CEO TRAS N CO Indonesia menyatakan, seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya platform digital, telah terjadi perubahan besar dalam perilaku konsumen.
Digitalisasi, kata dia, telah membuka pintu bagi merek-merek untuk mencapai khalayak yang lebih luas dan membangun hubungan yang lebih erat dengan pelanggan mereka. Oleh karenanya, menjadi brand yang populer di ranah digital telah menjadi tujuan yang sangat penting bagi setiap bisnis.
IKLAN INFOBRAND.ID
"Kunci utama menjadi brand yang popular di ranah digital adalah dengan memahami akan konsumen itu sendiri, mengenal siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan konten digital," ungkap Tri Raharjo.
Dia menambahkan, brand advocacy juga menjadi faktor penting dalam menciptakan popularitas brand di ranah digital. Membangun engagement dengan komunitas yang setia dan berkomunikasi secara aktif dengan mereka akan membantu memperkuat citra sebuah brand.
"Di era digital, memanfaatkan media sosial, forum online, dan saluran komunikasi digital lainnya untuk berinteraksi dengan pelanggan, serta merespons pertanyaan dan masukan pelanggan, untuk memperluas jangkauan merek tak kalah pentingnya saat ini," tegasnya.
Senada dengan Tri Raharjo, pembicara utama The 7th Infobrand Forum 2023, Prof Amalia E Maulana, Ph.D, Professor of Marketing, BINUS University and Brand Consultant & Ethnographer, ETNOMARK Consulting mengungkapkan, selain popularitas, brand engagement juga sangat penting dilakukan para pengelola brand.
"Branding akan banyak mengarah kepada kegiatan, kegiatannya paling penting harus mempunyai customer value management, terdepan brand yang paling bisa memenangkan hati konsumen, Popular itu penting tetapi seberapa jauh engagement dilakukan tak kalah penting," paparnya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Prof Amalia menambahkan, sekarang ini customer jadi lebih demanding karena ekspektasi mereka yang kuat dan menginginkan sesuatu yang serba cepat. Untuk itu dia meminta agar para pelaku brand menyikapi consumer behavior yang dinamis ini dengan menentukan action serta activity yang akan dijalankan untuk menjadi brand pemenang.
"Perubahan akan selalu ada, sekarang kita menjadi bagian konsumen kita karena keseharian berubah serba digital, kita ingat pandemi kita tidak ada pilihan semua bergerak ke arah digital, sekarang kambali ke arah new normal, kembali ke offline harus melakukan standing baru, karena konsumen ada yang tetap seperti sebelum pandemi dan ada juga yang berubah," jelasnya lagi.
Dia juga menerangkan, brand-brand sudah harus berfikir bagaimana untuk menghadirkan omnichannel walaupun customer-nya belum siap, karena dengan peran omnichannel akan sangat bermanfaat di masa yang akan datang.
"Apakah customer sudah ready? Misalkan ada jawaban digital aja belum, apa lagi omnichannel. Transformasi di organisasi harus lebih awal hingga nantinya mampu melayani omnichannel konsumen," bebernya.
Pasalnya, jika berkaca dari perkembangannya, kata Prof Amalia lagi, omnichannel sesuatu yang perlu disiapkan di masa depan, terintegrasi dengan seamless, maka customer experience lah yang akan men-centralize pengalaman konsumen.
IKLAN INFOBRAND.ID
"Ini PR (pekerjaan rumah) organisasi yang belum sinergi, karena nantinya semua akan terkoneksi di omnichannel, karena consumer sudah punya kontrol lebih," tandasnya.
