JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membuat cara hidup masyarakat berubah. Jika sebelumnya banyak melakukan aktifitas di luar rumah, kini lebih banyak tertahan di dalam rumah. Perubahan ini secara otomatis mempengaruhi konsep fesyen dan cara orang berpakaian.
Menurut Dina Midiani, Advisory Board dari Indonesian Fashion Chamber (IFC), saat ini konsep fesyen berubah kepada nuansa kasual, nyaman dan lebih mengarah pada keseharian dibandingkan busana formal. Gaya seperti ini dipercaya akan menyatu dalam kehidupan masyarakat ke depannya.
“Konsep fesyen yang berorientasi pada aktifitas keluar akan banyak berkurang sampai nanti vaksin ditemukan,” ungkap Dina, dalam siaran media yang diterima infobrand.id, Jumat (4/12/2020).
Saat ini, tambahnya, pelaku industri fesyen sedang memperkenalkan konsep “The New Beginning” yang menyesuaikan tren dan bahan sesuai kebutuhan pasar. Sebab respon orang terhadap pandemi ini berbeda-beda. Ada yang berpikir logis spiritualis, maka konsep minimalis, simpel dan praktis menjadi pilihan mereka. Pilihan warnanya pun lebih yang mudah dipadupadankan.
“Ada juga segmen yang menghargai proses kerja, biasanya lebih cenderung memilih pakaian yang ada pekerjaan tangannya. Namun kelompok yang tetap ingin tampil keluar pun masih tetap eksis, sehingga konsep busana extravaganza masih banyak peminatnya,” imbuh Dina.
Dina juga menyarankan pelaku industri tekstil harus mulai memikirkan bahan yang tahan lama dan higienis selama masa pandemi ini, khususnya jika memproduksi masker. Penekanannya lebih kepada bagian riset dan pengembangan.
Apalagi industri ini menyerap tenaga kerja yang sangat banyak, mulai dari konseptor, produksi, distribusi, pemasaran, promosi dan sebagainya. Fesyen menjadi kebutuhan yang cukup tinggi karena orang membeli busana untuk berbagai alasan, salah satunya adalah untuk menampilkan citra diri.
Dihubungi terpisah, pelaku industri fesyen lokal asal Bandung dan pemilik Cottonology, Carolina Danella Laksono mengatakan bahwa industri fesyen di kota kembang mulai kembali menggeliat dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produknya, khususnya busana rumahan.
Olin mengaku telah membuka konter di empat departement store dan satu toko tahun ini. Setelah beberapa bulan pertumbuhan bisnis terkoreksi karena korona, di kuartal keempat 2020 ini sudah mulai kembali ke titik normal.
“Bahkan prediksi kami akan melebihi dari kuartal yang sama tahun lalu,” tuturnya.