Berbicara tentang branding, maka hal pertama yang menjadi sangat berpengaruh adalah kesadaran dari masyarakat sebagai konsumen dalam mengenali sebuah perusahaan yang ada. Dimana perusahaan harus bisa membuat branding yang kuat untuk mempromosikan merek mereka.
Proses branding sendiri dalam hal ini merupakan sebuah metode komunikasi yang baik dan terarah. Di mana sebuah merek yang baik mampu menyampaikan manfaatnya dengan jelas kepada pelanggan tanpa harus melibatkan proses periklanan yang cukup mahal.
Managing Director ETNOMARK Consulting, Amalia E. Maulana mengatakan, yang menjadi kunci utama dalam aktivitas branding yang baik adalah understanding customer atau memahami apa yang diinginkan pelanggannya. Menurut dia, tidak ada yang membedakan antara prinsip dari kegiatan branding di dunia digital maupun non-digital.
“Saya bukan orang yang senang memisahkan kegiatan digital dan non-digital. Karena ini bisa menjadi mis-leading. Lebih baik kita gunakan istilah ‘integrated marketing communication and promotion’ sehingga tidak menjadikan dichotomy dari strategi,” sambungnya.
Karena pada dasarnya, imbuh Amalia, tujuannya adalah tetap sama yakni audience yang membutuhkan sebuah solusi, baik itu berupa produk, jasa atau experience.
“Setelah kita memahami perilaku audience-nya dan apa yang bisa ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan yang dibutuhkannya, maka dari sinilah strategi branding mulai dibuat dan disusun,” kata Amalia.
Dengan mengerti kebutuhan dan keseharian konsumen, kata Amalia, maka desain strategi komunikasi akan menjadi lebih tepat sasaran. Maka dari itu, kombinasi kegiatan offline dan online menjadi hal yang sangat penting dalam era digital ini agar lebih menyatu dan saling mengisi.
Meski demikian, di dunia digital, lanjut Amalia, menggali apa yang dibutuhkan konsumen menjadi sangat mudah dan efisien. Karena tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu dengan konsumen sehingga lebih banyak menghemat resource.
“Jadi jika ditanya apakah kita bisa menggali kebutuhan konsumen melalui media digital, jawabannya tentu saja bisa. Dengan media digital, tanpa bertemu muka pun kita bisa mengenal dan memahami banyak aspek kehidupan konsumen,” jelasnya.
Lebih lanjut Amalia mengungkapkan, untuk merajai popularitas brand di dunia digital kemudian menjadi brand champion di era digital, kegiatan offline dan online ini sebaiknya dikerjakan secara bersamaan. "Tidak dengan tim berbeda yang akhirnya malah menjadi redundant atau bahkan tidak kena sama sekali,” ujarnya.[]