INFOBRAND.ID-Pemilik batik keris menjadi sorotan di balik suksesnya perusahaan raksasa tersebut. Batik merupakan kain tradisional Indonesia yang terkenal hingga internasional.
Bahkan, UNESCO pun mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.Hal ini disebabkan oleh proses pembuatan batik yang menggunakan tangan sehingga lebih berharga dan memiliki model yang unik. Berbicara soal batik, siapa yang tidak mengenal Batik Keris, salah satu perusahaan batik terbesar di Indonesia? Batik Keris telah jauh berkembang dari semula perusahaan pembuatan batik tradisional, berkembang menjadi usaha garmen, dan selanjutnya toko-toko yang tersebar di seluruh Indonesia.
Batik Keris merupakan perusahaan batik yang didirikan di daerah Sukoharjo, tepatnya di Kelurahan Cemani Pada tahun 1946 oleh Kasoem Tjokrosaputra.
Handianto Tjokrosapoetro (alm) pemilik batik keris, sebagai generasi ketiga Tjokrosapoetro yang memimpin dari akhir tahun 90-an mengharapkan Batik Keris nantinya bukan hanya payung yang memberi kehidupan bagi banyak orang, namun juga menjadi perusahaan pelestari budaya bangsa.
Dalam meneruskan perjuangan dari Tjokrosapoetro, dirinya memiliki misi untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia agar bersyukur kepada Tuhan atas negara yang kaya akan budayanya.
Bagi Handianto, keberagaman bukanlah penghalang, melainkan persatuan Indonesia. Batik Keris melestarikan budaya nusantara dengan menemukan dan mengembangkan berbagai seni desain dan pakaian, kerajinan, tari, bahkan seni suara dengan mempopulerkannya di masyarakat dari waktu ke waktu.
Batik Keris dikembangkan oleh Handianto tidak hanya sebagai perusahaan yang menjual kain dan pakaian batik, tetapi juga sebagai pusat kerajinan nusantara dengan bermitra dengan UKM (usaha kecil menengah) dari berbagai daerah.
UKM ini dipantau, diberi insentif dan disediakan saluran penjualan melalui toko Batik Keris. Pemilik Batik Keris, Handianto (alm) dengan mendampingi UKM berdasarkan prinsip bahwa usaha kecil kerajinan membutuhkan dukungan dan bantuan untuk bertahan dan sejahtera.
Dirinya memimpin usaha kecil menengah dengan menyediakan model pesanan sampel dan setelah selesai, pesanan itu akan dibeli lepas oleh Batik Keris. Sistem pembayaran langsung ini memungkinkan UKM untuk selalu memiliki modal yang mereka butuhkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
Sebagai perusahaan turun temurun dari keluarga, Batik Keris merupakan pohon yang memberikan kehidupan dari generasi ke generasi. Banyak karyawan keris batik yang saat ini orang tuanya juga bekerja di perusahaan tersebut.
Istri dari mendiang Handianto (alm), Lina menganggap karyawan bukan hanya seorang pekerja atau bawahan, tetapi mereka juga bagian dari keluarga besar.
Pasca kepergian suaminya Hadianto, Ibu Lina sebagai penerus Batik Keris, dirinya dengan anak-anaknya melanjutkan mimpi Handianto, menjadikan Batik Keris sebagai pusat budaya nusantara. Alhasil, banyak UKM yang bisa terbantu, banyak bisnis keluarga yang bisa dikelola dan banyak kehidupan yang bisa ditopang.
Perusahaan yang berawal dari industri rumah tangga di kawasan Nonongan, Solo, kini telah berkembang dan memiliki karyawan lebih dari 3.000 orang, dengan salah satu pabriknya yang besar berdiri di kawasan Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah.