Pemerintah terus berupaya mengurangi angka defisit perumhan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dengan kebutuhan (backlog). Berbagai upaya pun kemudian dilakukan oleh negara. Yang paling masif adalah Program Sejuta Rumah” yang cukup gencar digaungkan pada masa pemerintahaan Presiden Joko Widodo.
Dalam lampiran Buku 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, disebut baseline backlog rumah di Indonesia pada 2014 adalah sebesar 7,6 juta.
Dikutip dari Kementerian Pekerjaan Umum, pemerintah menargetkan Program Sejuta Rumah sebanyak 5 juta unit untuk periode 2015-2019. Sejak dicanangkan pada empat tahun lalu, pada akhir 2018 tercatat telah terbangun 3,5 unit rumah dengan komposisi 70% rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 30% rumah non MBR. Adapun, hingga semester I/2019 telah bertambah sekitar 730.000 unit rumah baru.
Tidak hanya peran negara, sektor private dan asosiasi juga ikut mendukung agenda besar ini. Terbaru, Realestat Indonesia (REI) bekerjasama dengan Dyandra Promosindo, Rumah.com, dan INFORBRAND.ID sebagai strategic media partner, menyelenggarakan pameran properti Indonesia International Property Expo (IIPEX) 2019.
Acara yang berlangsung di Jakarta Convention Center Senayan tersebut dihelat pada 21–29 September 2019. Expo hunian yang diklaim terakbar se-Tanah Air ini juga serentak digelar di tiga kota lain, yakni Bali, Medan dan Surabaya mulai 25–29 September 2019.
Penyelenggara menyebut, IIPEX 2019 menghadirkan 1.000 produk hunian dari 200 pengembang properti. Diperkirakan, IIPEX 2019 akan menghasilkan transaksi tak kurang Rp830 miliar dengan estimasi jumlah pengunjung sekitar 70.000 orang.
Berbagai upaya yang mendorong terciptanya hunian baru perlu didukung oleh semua pihak. Inisiasi berbagai elemen dalam mewujudkan Program Sejuta Rumah merupakan langkah postif ditengah masih cukup lebarnya angka backlog perumahan.
Untuk itu, penyelenggaraan Indonesia International Property Expo bisa disebut sebagai manuver strategis dalam mempersempit ruang defisit ketidakseimbangan pasokan dengan kebutuhan hunian di Tanah Air.