INFOBRAND.ID- Pandemi telah mengubah cara pembelajaran di perguruan tinggi – dari ruang kelas menjadi pembelajaran hybrid. Selama dua tahun belakangan ini perkuliahan dapat dilakukan secara bersamaan baik untuk mahasiswa yang berada di rumah maupun di ruangan fisik atau kelas.
Memasuki tahun ajaran baru 2022 – 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mendorong kampus-kampus di Indonesia untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka 100 persen dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun demikian, perwakilan dari Kemendibudristek juga menyebutkan bahwa setiap kampus harus siap untuk melakukan pembelajaran hybrid jika ke depannya situasi pandemi memburuk.
Hal ini menjadi preferensi tersendiri bagi kampus-kampus di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Telkom University, yang memilih untuk tetap melakukan pembelajaran hybrid di tahun ajaran barunya. Melihat tren hybrid masih banyak dilakukan di perguruan tinggi, tidak heran jika metode ini menjadi solusi yang sifatnya permanen di dunia pendidikan modern.
Membangun sistem pembelajaran hybrid yang kuat tentunya memiliki beragam tantangan. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tentang pembelajaran hybrid di Indonesia menyorot bahwa kurangnya interaksi, teknologi pendukung, serta pemahaman akan cara mengajar pada ruang kelas hybrid menjadi beberapa tantangan yang dialami baik oleh institusi pendidikan, guru, dan murid dalam mendapatkan pengalaman pembelajaran hybrid yang optimal.
Keberhasilan pengaplikasian sistem pembelajaran hybrid yang mendukung kolaborasi dan interaksi serta menjawab kebutuhan unik setiap mahasiswa tentunya memerlukan teknologi khusus yang mampu menjembatani kesenjangan dalam pengalaman belajar dan membantu pendidik mengajar dengan lebih efektif tanpa adanya gangguan dari luar.
Teknologi yang diperkenalkan untuk membantu pembelajaran hybrid harus mudah digunakan, dioperasikan, dan tepat sasaran. Hal ini mencakup teknologi konferensi video yang mampu memfasilitasi sesi tatap muka (1-on-1) atau menyeluruh (1-to-many) guna memperkaya dan meningkatkan kualitas pengalaman belajar yang didapat, sehingga tidak ada satu murid pun yang tertinggal.
Meskipun teknologi yang tepat sudah tersedia, pelatihan yang memadai juga harus diberikan kepada pengajar agar teknologi yang ada dapat digunakan secara maksimal. Hal ini memungkinkan pengajar untuk memperluas kreativitasnya dalam mengajar, sehingga membuat interaksi dan keterlibatan mahasiswa baik yang berada di ruang kelas fisik maupun jarak jauh menjadi lebih hidup.
“Untuk itu, dengan pengalaman lebih dari 35 tahun dalam mendesain solusi-solusi inovatif, Logitech menghadirkan solusi kolaborasi video untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih inklusif & aktif, sehingga memungkinkan mahasiswa dan pengajar berkolaborasi secara mulus,” jelas Bayu Susetio.
Sistem kolaborasi video milik Logitech memungkinkan pengajar untuk menyatukan murid di ruang kelas dan di rumah secara bersamaan. Dalam ruang kelas hybrid, Logitech ingin memastikan bahwa setiap siswa dan pengajar dapat terlihat dan terdengar secara jelas di mana pun mereka berada.
Dengan sistem konferensi video kokoh Logitech Rally Plus dan Rally Bar Camera, siswa yang tidak berada di ruang kelas dapat merasa lebih terlibat dalam percakapan di ruang kelas karena pengguna dapat memilih untuk menyorot pembicara aktif, menangkap gambar semua orang di ruangan, atau menggabungkan kedua fitur tersebut.
Kemudian, sistem tersebut dapat disempurnakan dengan Logitech Tap, sebuah perangkat pengaturan yang dapat mengaplikasikan one-touch video conferencing, di mana setiap kelas hybrid dapat dimulai dengan satu sentuhan, sehingga memudahkan pengajar untuk menjadwalkan dan menjalankan kelas hybrid tanpa harus melakukan pengaturan teknis yang sulit.
Solusi lain adalah kamera papan tulis Logitech Scribe. Teknologi AI bawaan serta lensa khusus membuat Scribe dapat menampilkan konten papan tulis secara ‘live’ dalam ruang kelas ataupun meeting dengan tingkat kejelasan yang tinggi, membuat siswa jarak jauh mampu melihat berbagai materi dan konten di papan tulis secara penuh. Scribe juga dapat mengonversikan papan tulis di dalam ruangan menjadi papan tulis digital yang dapat diakses dari laptop atau komputer masing-masing siswa di rumah tanpa terhalangi oleh gambar pengajar yang berada di depan papan tulis.
Meningkatkan pengalaman belajar hybrid juga dapat dilakukan secara pribadi dengan menggunkan solusi Logitech Personal Workspace. Kamera eksternal yang berkualitas seperti Logitech Brio dan C920e dapat memungkinkan siswa di rumah merasakan keterlibatan yang sama melalui penglihatan dan pendengaran yang sama jelasnya dengan siswa di ruang kelas. Selain itu, menggunakan headset dan mikrofon yang dapat meredam suara bising seperti Logitech Zone Wireless dan H570e dapat membantu baik pengajar dan siswa lebih fokus meskipun berada di lingkungan ramai sehingga pengalaman belajar hybrid yang dirasakan lebih maksimal.
Pembelajaran hybrid dan jarak jauh memastikan kegiatan belajar-mengajar dapat terus dilakukan selama situasi pandemi Covid-19. Teknologi konferensi video merupakan solusi yang memungkinkan pembelajaran hybrid dapat terjadi dan memastikan bahwa setiap siswa baik di ruang kelas maupun jarak jauh memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pembelajaran berkualitas.