INFOBRAND.ID-Kunci sukses dalam persaingan bisnis layanan video streaming adalah kemampuan memberikan pengalaman terbaik bagi pemirsa (user experience). Hal itu disadari para pengelola platform video streaming dengan format over the counter (OTT) bernama Vidio (PT Vidio Dot Com).
Karena itulah, lini bisnis digital di bawah naungan Grup Emtek melalui PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) ini terus berinovasi meningkatkan watching experience dari berbagai sisi. Mulai dari konten, fitur produk, hingga model bisnisnya.
Menurut Sutanto Hartono, Direktur Utama SCMA sekaligus CEO Vidio, inovasi adalah value penting di industri OTT, karena merupakan industri baru yang masih berkembang. “Industri ini masih berada pada learning curve yang relatif awal jika dibandingkan dengan e-commerce,” katanya.
Diluncurkan pada 2014, Vidio awalnya didominasi konten-konten dari acara televisi SCTV dan Indosiar. Seiring berjalannya waktu, konten Vidio terus ditambah.
Tipping point pertama Vidio adalah momen Asian Games 2018. Berkat penayangan ajang tersebut, jumlah pengguna Vidio bisa menembus hingga 30 juta. “Dari situlah kami menyadari bahwa selain TV, konten olahraga juga sangat diminati,” ujar Sutanto.
Vidio kini telah berkembang menjadi salah satu platform streaming terbesar di Indonesia yang menayangkan beragam konten, seperti siaran televisi, olahraga, film, dan serial Originals. Berdasarkan riset AMPD oleh Media Partner Asia, Vidio merupakan OTT nomor satu dengan angka pertumbuhan pelanggan tertinggi di Asia Tenggara (ASEAN), yakni sebesar 35% pada kuartal II/2022. Selain itu, Vidio juga menjadi platform dengan durasi streaming tertinggi di Indonesia pada periode yang sama.
Untuk memperkuat penjualan layanannya, Vidio gencar berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan telekomunikasi lewat paket bundling. Pihak Vidio sudah mengidentifikasi apa yang dibutuhkan perusahaan telekomunikasi, yakni payload data yang dikonsumsi. Dari riset diketahui, aplikasi yang menghabiskan payload paling besar adalah video streaming.
“Kami diuntungkan oleh telco dengan menyediakan jalur distribusi untuk pelanggan kami. Sebaliknya, kami juga memberikan nilai tambah kepada telco karena penggunaan paket datanya meningkat pesat,” kata Sutanto. “Kami cukup bangga Vidio menjadi aplikasi dalam negeri yang mendominasi (pasar), setelah YouTube dan TikTok,” tambahnya.
Dalam konteks berinovasi, manajemen Vidio berupaya membangun engagement karyawan yang kuat. Tujuannya, membangkitkan partisipasi di keseluruhan perusahaan supaya karyawan bisa menghasilkan terobosan bisnis. “Pemimpin juga terus meng-encourage karyawan untuk tidak ragu berdebat, mengeluarkan ide, dan saling men-challenge,” katanya.