JAKARTA, INFOBRAND.ID – Salah seorang warga Indonesia yang menjadi penanggung jawab kegiatan inovasi di UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Paris, Yoslan Nur mengatakan bahwa saat ini masih banyak perguruan tinggi yang belum memiliki inkubator bisnis teknologi.
Dia pun sangat menyayangkan hal tersebut. Karena menurutnya, banyak sekali pengetahuan atau knowledge yang diproduksi di perguruan tinggi tapi tidak dijual di market. Sehingga tidak memberikan nilai ekonomi karena hanya berkutat di invensi saja tanpa diolah menjadi inovasi.
“Jadi adanya inkubator-inkubator bisnis di perguruan tinggi itu akan sangat membantu sekali. Tidak hanya untuk lulusan-lulusan dari perguruan tinggi itu sendiri saja, tapi juga untuk dosen-dosen dan penelitinya juga,” ujarnya saat berbincang dengan INFOBRAND.ID di sela-sela Pelatihan Bimtek Pendirian & Pengelolaan Inkubator Bisnis Teknologi yang diselenggarakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Teknologi Usakti (Universitas Trisakti) di JDC (Jakarta Design Center), Rabu-Jumat (14-16 Agustus 2019).
Kendati demikian, dia sangat senang melihat perkembangan inkubator di Indonesia saat ini dibanding 8 tahun lalu yang menurutnya masih sangat sedikit sekali. Setidaknya saat ini sudah ada lebih dari 100 inkubator di Indonesia yang siap membantu atau mendampingi para startup untuk mengembangkan invensinya menjadi inovasi yang memiliki nilai jual.
“Saya benar-benar bangga melihat perkembangannya. Kebanyakan inkubator bisnis itu di perguruan tinggi yang dimana otoritas kewenangannya berada dibawah rektor,” kata dia.
Dia pun membandingkan startup Indonesia dengan negara maju seperti Perancis yang menurutnya sudah terstruktur sekali dalam peranan inkubator bisnis teknologi. Menurutnya, teknologi dan pemasaran harus sejalan seiring untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“Kalau di Perancis itu startup di perguruan tingginya banyak sekali, sistem fasilitasnya juga banyak seperti pemerintah pusat, kementerian perindustriannya, riset dan teknologinya juga. Jadi kalau misalnya ada hal yang baru itu mereka bergerak dengan cepat,” jelasnya.
Dia berharap, kedepannya seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki inkubator bisnis dan teknologi guna menumbuhkembangkan para startup dengan inovasi-inovasi yang memiliki nilai jual. [ded]