89% Perusahaan Belum Siap Hadapi Serangan Siber
Posted by: Zeinal Wujud | 26-08-2025 21:30 WIB | 439 views
89% perusahaan Indonesia belum siap hadapi serangan siber. Edward: keamanan digital harus jadi prioritas bisnis, bukan sekadar biaya.

INFOBRAND.ID, Jakarta - Laporan terbaru Cybersecurity Readiness Index 2025 yang dirilis Cisco mengungkapkan fakta mengejutkan: sebanyak 89% perusahaan di Indonesia dinilai belum siap menghadapi ancaman keamanan siber. Hanya sekitar 11% perusahaan yang memiliki kesiapan memadai dalam melindungi sistem dan data dari serangan digital yang kian kompleks.
Baca juga:
- Synnex Metrodata dan Sangfor Perkuat Keamanan Siber Indonesia
- Transcosmos & Cyclone Robotics Perkuat Layanan BPO Digital
Menurut Direktur PT Nusa Network Prakarsa, Edward, rendahnya tingkat kesiapan tersebut berakar dari pola pikir sebagian besar perusahaan yang masih menganggap keamanan siber sebagai isu teknis semata, bukan ancaman strategis terhadap keberlangsungan bisnis.
“Banyak perusahaan belum memahami bahwa serangan siber tidak hanya menargetkan data, tetapi juga bisa mengganggu operasional hingga merusak reputasi perusahaan di mata publik,” ujar Edward.
Edward menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya kesiapan perusahaan terletak pada minimnya investasi dalam teknologi dan infrastruktur keamanan digital. Banyak perusahaan masih menilai keamanan siber sebagai biaya tambahan, bukan investasi jangka panjang yang berperan menjaga kelangsungan bisnis.
Selain itu, kesadaran di level manajemen pun masih rendah. Keamanan siber kerap tidak menjadi prioritas dalam agenda strategis perusahaan. Akibatnya, pengambilan keputusan lebih difokuskan pada target jangka pendek tanpa mempertimbangkan potensi kerugian besar yang mungkin timbul dari serangan siber.
Faktor lain yang turut menghambat adalah keterbatasan sumber daya manusia. Jumlah profesional yang memiliki keahlian di bidang keamanan digital masih terbatas, sehingga perusahaan kesulitan membangun tim internal yang mampu merancang dan menerapkan sistem pertahanan siber yang efektif.
Edward menekankan bahwa langkah perbaikan tidak bisa lagi ditunda. Perusahaan harus membangun kesadaran di tingkat manajemen, mengalokasikan anggaran khusus untuk sistem keamanan, serta melatih karyawan agar mampu mengenali dan mencegah potensi serangan siber.
“Keamanan siber adalah tanggung jawab bersama. Perusahaan perlu menggandeng mitra yang berpengalaman untuk membangun ekosistem digital yang aman, sehingga dapat menjaga data, reputasi, dan keberlanjutan bisnis,” tegasnya.
Dalam menghadapi tantangan ini, peran mitra strategis sangat penting. PT Nusa Network Prakarsa, sebagai perusahaan system integrator terpercaya, hadir untuk membantu berbagai perusahaan dalam menciptakan sistem pertahanan siber yang kokoh.
Baca juga:
- Indosat Luncurkan Fitur AI Anti-Spam dan Anti-Scam
- Allianz Indonesia Pastikan Data Nasabah Aman dari Serangan Hacker
Dengan pengalaman dan keahlian di bidang teknologi, perusahaan ini menawarkan solusi terintegrasi, mulai dari penguatan infrastruktur jaringan, proteksi data, hingga manajemen risiko digital. Komitmen tersebut selaras dengan misi Nusa Network Prakarsa untuk mendukung transformasi digital yang aman dan berkelanjutan bagi dunia bisnis di Indonesia.