Rabu, 31 Desember 2025

Follow us:

infobrand
11th INFOBRAND

Brand Lokal dan Kemenangan yang Tidak Ribut

Penulis: Prof. Agus W. Soehadi, Ph.D., Marketing Professor Universitas Prasetiya Mulya.

Brand Lokal dan Kemenangan yang Tidak Ribut Prof. Agus W. Soehadi, Ph.D., Marketing Professor Universitas Prasetiya Mulya, dalam kegiatan seminar digelar INFOBRAND.ID.

INFOBRAND.ID – Ada satu kesalahpahaman dalam membaca pertumbuhan brand lokal hari ini. Banyak yang mengira mereka menang karena harga, momentum digital, atau sentimen nasionalisme. Itu semua faktor pendukung. Tapi bukan penjelasan utamanya. Penjelasan yang lebih dalam justru terletak pada karakter Aura yang secara konsisten dijalankan oleh mereka.

Brand lokal yang tumbuh pesat di F&B, personal care, hingga fashion bukan sekadar menjual produk. Mereka menemukan perannya. Dan ketika sebuah brand menemukan perannya, ia mulai memancarkan aura—sesuatu yang tidak bisa ditiru hanya dengan anggaran iklan.

Di titik ini, konsep Cinematic Brand Aura menjadi relevan: brand bekerja seperti film. Bukan hanya soal visual dan pesan, tetapi tentang siapa tokohnya, konflik apa yang ia wakili, dan emosi apa yang tertinggal setelah interaksi selesai. 

IKLAN INFOBRAND.ID

inject article ibos 1

Carl Jung sudah lama mengingatkan bahwa manusia merespons simbol dan arketipe yang selaras dengan alam bawah sadarnya. Brand yang kuat adalah brand yang—sadar atau tidak—memainkan arketipe yang tepat dan konsisten.

Inilah yang mulai ditinggalkan oleh banyak brand global: mereka terlalu sibuk menjaga standar, lupa menjaga jiwa.

Brand seperti Macan Ria dan Flawless Burger menarik bukan karena meniru global brand, tetapi karena berani menjadi diri sendiri. Macan Ria memancarkan arketipe Everyman yang ekspresif—dekat, tidak elitis, tapi punya sikap. Flawless Burger lebih condong ke Outlaw urban—menantang pakem fast food yang seragam dan anonim. Yang menarik, keduanya tidak berteriak. Mereka tidak perlu menjelaskan siapa mereka. Konsumen langsung menangkapnya. Di sinilah aura bekerja.

IKLAN INFOBRAND.ID

Inject Article IBOS 2

Di personal care, Somethinc adalah contoh arketipe Sage yang matang. Ia bicara sains, bahan aktif, dan efektivitas—namun tanpa nada superior. Somethinc tidak menjanjikan keajaiban. Ia mengajak berpikir. Dan justru di situlah kepercayaannya tumbuh.

Banyak brand global memainkan Magician: transformasi instan, janji besar. Somethinc memilih jalur yang lebih tenang—mendampingi, bukan memukau. Dalam konteks konsumen muda yang kritis, ini keputusan strategis. 

Sementara itu, Cotton Ink menunjukkan bagaimana arketipe Creator tidak selalu harus ekspresif atau eksperimental. Cotton Ink memilih bahasa desain yang rapi, tenang, dan konsisten. Ia tidak mengejar perhatian, tetapi membangun kepercayaan jangka panjang. Dalam dunia fashion yang gaduh, sikap ini justru membedakan. Aura yang lahir adalah aura kedewasaan—dan itu tidak mudah ditiru.

IKLAN INFOBRAND.ID

Inject Article IBOS 3

Jika dirangkum, ada satu benang merah yang menjelaskan mengapa brand-brand lokal ini relevan: mereka tidak mencoba menjadi segalanya. Mereka memilih satu peran, satu arketipe, lalu menjalaninya dengan disiplin. Konsumen merasakannya sebagai kejujuran, bukan strategi. Sebaliknya, banyak brand besar terjebak dalam paradoks: ingin dekat tapi tetap global, ingin lokal tapi takut kehilangan konsistensi. Akibatnya, aura melemah.

Hari ini, persaingan brand bukan lagi soal siapa paling terlihat, paling luas, atau paling canggih. Ia telah bergeser ke wilayah yang lebih sunyi namun menentukan: siapa yang paling selaras dengan psikologi konsumennya. Brand lokal seperti Macan Ria, Flawless Burger, Somethinc, dan Cotton Ink tidak menang dengan ribut. Mereka menang dengan karakter. Dan dalam dunia brand, karakter yang konsisten selalu lebih kuat daripada klaim yang keras.(***)


Tag: -

Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV