Pabrikan kasur busa berkualitas BigFoam, senantiasa melakukan inovasi terhadap produknya sebagai upaya mempertahankan eksistensi bisnis di era digital saat ini. Hal tersebut dituturkan oleh Factory Manager BigFoam Ardani Tamrin usai mewakili perusahaan menerima penganugerahaan Indonesia Digital Popular Brand Award (IPDBA) 2019 di Jakarta pekan lalu (25/7).
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya gencar melakukan campaign di ranah maya guna menarik sebanyak mungkin potensi pasar yang bisa digarap.
“Inovasi dapat menaikan brand image dari merek itu sendiri, disamping berkontribusi terhadap penjualan, terutama pada era digital seperti sekarang. Namun, yang perlu saya tekankan adalah kuncinya tetap berinovasi,” ujarnya kepada INFOBRAND.ID.
IKLAN INFOBRAND.ID
Ardani mengungkapkan bahwa perusahan terus berusaha berjalan beriringan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal tersebut dibuktikan dengan penggunaan berbagai platform sosial media semisal Facebook, dan Instagram.
“Kami melihat saat ini banyak konsumen kami yang berasal dari kalangan milenial. Langkah kami di dunia digital tersebut juga sebagai upaya jemput bola dan peningkatan brand awareness kepada masyarakat agar semakin dikenal,” katanya.
Terkait dengan penghargaan IDPBA 2019, Ardani secara khusus menyebut bahwa apresiasi tersebut merupakan buah manis dari kerja keras tim internal perusahaan yang secara tekun mengelola konten digital.
“Puji syukur selama ini inovasi yang dihadirkan oleh Bigfoam ternyata dihargai, terutama oleh masyarakat luas. Semua itu tidak lepas dari kontribusi para konsumen kami juga,” imbuhnya.
Untuk diketahui, BigFoam berhasil menyabet penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2019 untuk kategori kasur busa. Berdasarkan penilaian, salah satu produk andalan PT Cahaya Murni Central Java (PT CMCJ Semarang) itu menjadi topik pencarian 720.000 orang setiap bulannya di internet. Maka tak mengherankan jika BigFoam menjadi brand popular di jagat maya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Usaha BigFoam dalam merambah segmen digital dimaksudkan agar dapat mengikuti jejak publikasi offline yang selama ini menuai sukses dan memberikan kontribusi penjualan yang cukup besar. Tak hanya penyampaian informasi yang bersifat edukasi, BigFoam juga sudah masuk ke banyak market place besar di Indonesia.
“Kesuksesan di offline ingin kami tularkan juga pada sisi publikasi dan penjualan secara online. Selama ini porsi penjualan terbesar masih dari offline dengan persentase kira-kira 90%,” sebutnya.
Kinerja moncer BigFoam juga terlihat dari ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam waktu dekat, BigFoam bakal meluncurkan sentra produksi dan warehouse terbaru yang berlokasi di Bengkulu. Total, pabrik dan pergudangan yang dimiliki oleh BigFoam mencapai sekitar 50 site dengan persebaran di seluruh kota besar di Indonesia.
“Untuk yang di Bengkulu kami dirikan dengan maksud memenuhi permintaan pasar yang ada di Wilayah Sumatera. Nantinya, kapasitas site terbaru kami itu akan sangat besar,” tutupnya.
