Perjalanan Samsung Mendukung Anak Muda Indonesia Mengubah Ide Keren Menjadi Solusi Nyata

INFOBRAND.ID-Sejak kehadirannya di Indonesia, Samsung telah memperluas perannya tidak hanya sebagai pelopor teknologi, tetapi juga sebagai pendukung pengembangan talenta muda. Melalui dua program Corporate Social Responsibility (CSR) utama—Samsung Solve for Tomorrow (SFT) dan Samsung Innovation Campus (SIC)—Samsung membimbing para pelajar dan mahasiswa agar ide-ide kreatif mereka menjadi inovasi yang bisa memberi dampak nyata di masyarakat.
Apa Itu SFT dan SIC?
Samsung Solve for Tomorrow (SFT) adalah kompetisi bagi pelajar SMA/SMK/MA hingga mahasiswa (D3/S1) yang mengajak mereka menggunakan ilmu STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, Matematika) untuk menyelesaikan masalah sosial di lingkungan mereka.
Samsung Innovation Campus (SIC) menyediakan pelatihan intensif dalam teknologi masa depan seperti coding, programming, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI). Selain teori, peserta juga mendapatkan praktik, mentoring, serta studi kasus relevan dengan kebutuhan industri dan tantangan nyata.
Pencapaian dan Dampak Program
Beberapa angka dan fakta menarik keberhasilan kedua program ini:
Sejak 2019, SIC telah menjangkau lebih dari 20.000 pelajar dan mahasiswa, serta ratusan guru melalui pelatihan training of trainers.
Di Batch 6 SIC, terdapat kenaikan pendaftar sekitar 40% dibandingkan batch sebelumnya.
SFT mulai dari 309 tim dan 1.087 peserta di awal program, kemudian berkembang pesat: pada 2025 ada 2.603 pendaftar, dengan 2.274 peserta lolos ke tahap penyisihan.
Tema yang diangkat juga berkembang, misalnya pada 2025 dengan dua tema utama: Environmental Sustainability via Technology dan Social Change Through Sport & Tech.
Contoh Inovasi Nyata
Berikut beberapa contoh karya menarik yang lahir dari SFT dan SIC:
Tim Solyd Ias (Universitas Brawijaya): membuat Portable Kit D-Dimer Level Detector untuk deteksi risiko sudden cardiac death.
Tim Cemerlang (UGM): aplikasi pendeteksi karies gigi Dentalint.
HandsTalk dari SMAN 1 Sidoarjo: aplikasi penerjemah bahasa isyarat berbasis AI untuk komunikasi antara teman tuli dan dengar lewat Google Meet atau WhatsApp.
Tim PawPal (BINUS University): perangkat IoT untuk mengurangi waktu anak-anak menatap layar (screen time) menggunakan pendekatan gamifikasi.
Tim Daely (Universitas Bina Nusantara): sistem deteksi kantuk AI and IoT–Based Drowsiness Detection System for Drivers, yang bahkan meraih penghargaan di ajang internasional (Asia Pacific ICT Alliance Awards – APICTA 2024).