Indonesia berhasil meraih nilai transaksi sebesar US$2,38 juta untuk produk makanan dan minuman (mamin) pada Perhelatan Fine Food Australia 2019. Pameran berlangsung pada 9—12 September 2019 di International Convention Center (ICC) Sydney, Australia tersebut merupakan ajang tahunan industri mamin olahan terbesar di Australia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward mengatakan nilai transaksi yang diraih tahun ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan capaian 2018 yang sebesar US$1,3 juta.
“Hasil ini menunjukkan bahwa produk mamin Indonesia semakin digemari di pasar Australia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (23/9).
Pada keikutsertaan kali ini, Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo. Dalam pameran tersebut, Paviliun Indonesia menampilkan lima perusahaan Indonesia ungglan. Kelima perusahaan tersebut yaitu PT Dua Kelinci, PT Helmigs Prima Sejahtera, PT Sari Segar Husada, PT Garuda Top Plasindo, dan PT Kampung Kearifan Indonesia.
Selain itu, juga ditampilkan tiga distributor produk Indonesia di Australia yaitu Eastern Cross Trading Co., Sony Trading P/L, dan Grein Australia P/L. Tercatat sekitar 2.200 pengunjung dari berbagai kalangan, seperti pelaku usaha, mahasiswa, wisatawan, serta masyarakat umum mengunjungi Paviliun Indonesia.
“"Selain melakukan promosi produk-produk terbaik, keikutsertaan Indonesia di pameran ini menjadi ajang untuk melakukan kontak dengan para pelaku industri yang bergerak di sektor makanan dan minuman, inovasi mesin-mesin kemasan, perlengkapan katering, aneka kue, kopi, teh, daging, makanan laut, hingga produk organik," sambung Dody.
Partisipasi Indonesia terwujud atas kerja sama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney, Atase Perdagangan RI di Canberra, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney.
Sebagai informasi, nilai perdagangan Indonesia dan Australia hingga semester I/2019 adalah sebesar US$3,68 miliar. Adapun, untuk sepanjang 2018 neraca perdagangan kedua negara tercatat S$8,64 miliar.