Kebijakan pemerintah yang menerapkan protokol kesehatan membuat pedagang makanan dan pemilik restoran harus memutar otak untuk bisa memasarkan produknya.
Melihat situasi tersebut banyak pihak melirik produk makanan beku atau frozen food sebagai jalan keluarnya. Terutama pedagang makanan atau restoran yang memiliki outlet offline.
Namun kendala berikutnya adalah masalah distribusi. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh Andrew, untuk menginisiasikan sebuah supermarket bagi produk frozen food secara online yang bernama Dirumahajafood.
Andrew mengklaim Dirumahajafood adalah yang pertama di Indonesia. Ia berpendapat supermarket frozen food belum ada, sedangkan supermarket kebanyakan lingkupnya luas ada groceries dll.
‘’Dirumahajafood bisa dikatakan pionir dalam menghadirkan produk frozen food yang varian produknya beragam dan makanan-makananyang da di resto-resto,’’terangnya.
Menyoal persaingan dengan merk produsen frozen food yang sudah ada ia menyebut tidak khawatir. Ia beralasan walaupun mirip tapi perbedaanya sangat besar.
‘’Berbeda ya, kalau yang lain lebih banyak nugget, sosis dll. Sedangkan kami produk ready to eat seperti rendang, bakmi, ramen, daging wagyu dll,’’jelasnya.
Dirumahajafood mengajak UMKM yang bergerak di bisnis food and beverage menjadi partner. Bentuk Kerjasama yang terjalin ialah mitra UMKM bisa mendaftar dan bisa mengirimkan sampel produk yang ingin di distribusikan.
Ia dan timnya akan screening dan memberi masukan kepada mitra UMKM yang mendaftar.
Setelah mendapat persetujuan baru produk dari mitra UMKM akan ditempatkan dalam gudang Dirumahajafood yang berada di Pluit.
Peran Dirumahajafood tidak hanya sebagai wadah bagi mitra UMKM. Tapi juga sebagai semacam penasihat. Andrew menyebut peran Dirumahajafood sudah dimulai dari proses awal saat mitra mendaftar.
Sebagian besar pedagang makanan yang terdampak parah karena Covid-19, menurut Andrew, berstatus UMKM. Mereka tidak mempersiapkan atau menginvestasikan ke sisi distribusi atau pemasaran produk.
‘’Saya melihat kekurangan UMKM tersebut bisa dilengkapi dengan Dirumahajafood. Kami tidak hanya menjadi wadah bagi mereka. Kami juga membantu dalam sisi marketing dan dsitribusi’’, jelasnya.
‘’Ya, kami juga memperhatikan kemasan dan rasa dari produk mitra UMKM. Kami beri masukan yang bisa membantu produk mitra bisa terjual dengan baik’’, ujarnya.
Edukasi dilakukan Andrew kepada mitra, karena ia menganggap juga akan berpengaruh terhadap kinerja Dirumahajafood di mata konsumen.
Untuk distribusi dan pemasaran, Andrew memaksimalkan situs-situs e-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Ia juga menggunakan media sosial Facebook dan Instagram untuk menarik mitra ataupun konsumen.
Andrew patut berbangga dengan kiprah Dirumahajafood, pasalnya baru hadir pada Mei lalu kini telah terjual lebih dari ratusan order perbulannya.
Selain itu sudah ada ribuan mitra yang bergabung dan varian produk yang banyak hampir 80-90 prdou yang terdaftar di Dirumahajafood.
Kedepannya ia akan semakin memperkuat kinerja dengan akan menambah gudang-gudang baru sehingga akan memperluas jangkauan pasarnya. Ditambah dengan memperkuat sisi digital dengan meluncurkan website baru.