FRANCHISEGLOBAL.COM- Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan kedai kopi dalam negeri melakukan ekspansi mereka ke sejumlah negara. Sebut saja Kenangan Brands, induk dari waralaba Kopi Kenangan yang berencana melakukan ekspansi ke lima negara di Asia Tenggara hingga 2030.
Ada pula gerai luar negeri pertama milik Fore Coffee di Singapura yang diresmikan akhir tahun lalu. Dan yang terbaru adalah Tomoro Coffee yang resmi membuka toko pertama di NUS Business School Hon Sui Sen Memorial Library Singapura
Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) sekaligus Kopi Expert dan Global Coffee Trader Moelyono Soesilo mengatakan, ekspansi kedai kopi lokal ke mancanegara akan mendukung industri kopi dalam negeri. Karena bahan baku yang digunakan mayoritas berasal dari biji kopi dalam negeri.
“(Berpengaruh) pada semua bagian dari industri kopi dalam negeri, kita bisa pastikan mereka itu menggunakan produk dalam negeri dan produksi kopi Indonesia,” ungkap Moelyono.
Namun, ia menambahkan, pada level-level tertentu perusahaan mungkin akan menggunakan kopi luar negeri sebagai campuran dalam kopi mereka meskipun jumlahnya sedikit.
“Kalau kita contohnya bicara bumbu, bumbu utamanya mungkin dari Indonesia tetapi ada misalnya jenis spices mana yang Indonesia enggak produksi. Jadi harus ambil dari luar Indonesia. Dan pemakaian biji kopi dari kedai-kedai itu kan relatif, jadi masing-masing perusahaan ada policy sendiri atau plan sendiri,” kata Moelyono.
Yang menjadi pertimbangan juga adalah persaingan yang dialami oleh kedai-kedai kopi ini terutama persaingan dengan kedai kopi luar negeri lainnya.
“Biasanya juga ada campuran kopi-kopi dari luar negeri. Jadi tergantung juga dengan kompetitornya. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa bisa juga 100% persen kopi dalam negeri. Jadi tergantung policy-nya sendiri ya,” tambahnya.
Kemudian terkait produksi dalam negeri, dia optimistis di tahun 2024 Indonesia bisa menghasilkan kopi lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.
“Kalau kita ngomong dibandingkan 2023, kenaikannya (produksi) mungkin sekitar 20%-25%. Kalau kondisi cuaca normal dan support, produksi bisa sampai 12.5 juta karung. Karena kita lihat di tahun 2023 itu produksi sekitar 9,3 juta sampai 11 juta karung saja,” pungkas dia.