INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mulai menerapkan pengelolaan daur ulang peralatan operasional perbankan sebagai bentuk komitmen terhadap kinerja Enviromental, Social and Governance (ESG).
Peralatan perbankan yang didaur ulang mencakup mesin Electronic Data Capture (EDC Machine), kartu ATM, sampah non-organik, kertas arsip, katrid ATM (cartridges), serta seragam karyawan.
“Effort seperti ini besar buat bank, dan ada tambahan biaya karena perlu pengiriman, daur ulang sebagaimana caranya. Tahun lalu kami menghemat hanya dari operasional hampir 2.000 ton Co2-equivalent (CO2-eq). Tapi ini kan bukti komitmen kita juga terhadap dunia perbankan yang lebih environmental friendly,” kata Direktur Keuangan PT Bank Central Asia (BCA), Vera Eve Lim di Jakarta, kemarin.
Dalam pengolahan limbah peralatan bank-nya, BCA menerapkan skema bekerja sama dengan para vendor, bagian-bagian dari mesin serta peralatan bank didaur ulang menjadi komponen-komponen yang dapat digunakan lagi.
Vera mencontohkan, proses daur ulang katrid ATM dengan menggunakan jasa vendor. Katrid dari mesin ATM dilepas, kemudian diolah kembali menjadi bijih plastik yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali.
Dia menambahkan, guna mendukung UN Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, BCA berkomitmen untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir, di antaranya dengan pengelolaan limbah non-organik seperti kertas, plastik dan karton.
Sepanjang 2022, BCA dikatakan Vera lagi, telah mengelola limbah non-organik sebanyak 48,3 ton, diestimasikan setara dengan melestarikan 742 pohon dan mengurangi penggunaan 237 meter kubik lahan TPA, menghemat 200 megawatt energi serta mengurangi 87 ton CO1-eq polusi di atmosfer.
100 persen limbah katrid didaur ulang menjadi potongan plastik serta material lain yang dapat digunakan kembali.
Hasilnya, BCA mencatat telah mengurangi 349 ton CO2-eq. Adapun dari pemanfaatan 99,5 persen transaksi digital, BCA telah mengurangi 1.458 ton CO2-eq. Penggunaan lIsitrik secara efisien juga telah mengurangi 149 ton CO2-eq, serta penanaman lebih dari 24 ribu pohon di seluruh Indonesia.