PT Softex Indonesia memanfaatkan energi tenaga surya untuk efisiensi sumber daya dalam proses produksi. Pemanfaatan teknologi tersebut ditandai dengan peresmian 1.548 panel fotovoltaik yang terpasang di atap pabrik Softex di Sidoarjo.
Instalasi tersebut mampu menghasilkan energi bersih sebesar 630 kWp, atau setara dengan menanam 10.381 pohon selama 10 tahun jika dibandingkan dengan jumlah karbon dioksida (CO2) yang dapat terserap. Softex menyebut proyek itu merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan dan praktik bisnis yang berorientasi pada efisiensi sumber daya.
PT Softex Indonesia secara bertahap mengalihkan sumber energinya menjadi energi terbarukan, salah satunya dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Inisiatif seperti ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk berinvestasi pada energi yang berkelanjutan, untuk menjadikan Indonesia negara yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Direktur PT Softex Indonesia Hendra Setiawan dalam siaran pers tertulis menjelaskan, dalam pemasangan instalasi tersebut menggandeng startup lokal, yakni Xurya Daya Indonesia. Startup ini membangun instalasi PLTS Atap di salah satu pabriknya di Sidoarjo, Jawa Timur. Instalasi mulai dipasang pada bulan Oktober 2020 dan resmi beroperasi pada 29 Januari 2021.
“Pabrik ini memproduksi beberapa produk perawatan pribadi terkemuka, seperti pantyliner dari brand Softex, popok bayi dari brand Sweety, dan produk masker kesehatan dari brand Softies,” jelas Hendra.
Lebih lanjut Hendra menjelaskan, penerapan PLTS ini menandai terobosan baru dalam perjalanan keberlanjutan kami demi mempercepat progres untuk mendukung kebijakan energi nasional, yaitu mencapai 23% EBT pada tahun 2025. Instalasi ini akan menggantikan penggunaan energi konvensional sebesar 887.922 kWh di dalam pabrik kami setiap tahunnya, serta mengurangi produksi CO2 sekitar 829.319 kg per tahun.
“Melalui instalasi panel surya ini, upaya keberlanjutan kami telah berkontribusi pada 13 tujuan SDGs PBB, demi memerangi perubahan iklim di Indonesia,” kata Hendra.