INFOBRAND.ID, JAKARTA - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav membantu menyediakan sarana air bersih layak minum bagi masyarakat Kelurahan Mentawir, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Kami berikan paket penyulingan air payau menjadi air tawar dan depot pengisian air dengan galon isi ulang,” kata Junior Manager Perencanaan dan Evaluasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) AirNav Balikpapan Mario Hendrawan, dikutip Antara Senin (20/11/2023).
Yang disuling adalah air Sungai Mentawir dan kemudian air hasil sulingan menjadi air baku bagi air galon isi ulang.
Menurut dia lagi, kapasitas depot air isi ulangnya adalah sebanyak 50 galon per hari. Dengan kapasitas itu cukup untuk masyarakat dua RT di kawasan tersebut.
Mario menambahkan, program TJSL AirNav Indonesia untuk Kelurahan Mentawir yang merupakan program prioritas BUMN ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan menjamin ketersediaan air bersih, meningkatkan kesehatan, mengurangi beban ekonomi, meningkatkan produktivitas masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Menurut Mario, program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, khususnya SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDGs 6 (Akses Air Bersih dan Sanitasi), dan SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
"Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kelurahan Mentawir dan mendukung pembangunan IKN yang berkelanjutan," katanya pula.
Sementara itu, Kepala Adat Paser di Mentawir Sahnan pun mengucapkan rasa terima kasihnya atas bantuan AirNav, kata dia, sebelum ada fasilitas yang ditempatkan di halaman Kantor Kelurahan Mentawir itu, warga harus beli air untuk minum ke kampung tetangga yang jaraknya 9 km dari Mentawir.
Kelurahan Mentawir merupakan satu wilayah yang akan menjadi bagian dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Warga bekerja sebagai nelayan dan banyak juga yang menjadi petani.
Pasokan air bersih hanya berasal dari sungai dan embung, yang tidak dapat diminum karena airnya payau.
Selain itu, terdapat area pertambangan yang berlokasi berdekatan dengan dua aliran anak Sungai Mentawir.
Kondisi ini kemudian menyebabkan penduduk Kelurahan Mentawir terpaksa mencari sumber air bersih alternatif dari lokasi yang relatif jauh.