INFOBRAND.ID-PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melalui anak usaha PT Tri Adi Bersama (Anteraja) mengembangkan pasar non-platform di segmen business to business (B2B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memperkuat kinerja perseroan. Situasi bisnis yang sudah mulai normal pascapandemi diyakini akan membantu ASSA dalam meningkatkan pendapatan dari segmen ini.
Untuk itu, melalui Anteraja menggelar pelatihan bertajuk Anter UMKM Sukses di Surabaya yang digelar sejak 20 Januari 2023. Pelatihan UMKM ini bertujuan untuk membantu pemberdayaan UMKM. Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Anteraja bersama International Finance Corporation, Tokopedia, Krealogi, SF Indonesia, Titipaja, dan Praktis.
Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan dari komitmen Anteraja untuk terus tumbuh bersama dengan UMKM Indonesia, dengan memberikan fokus utama pada pengusaha perempuan. Direktur ASSA sekaligus CEO Anteraja, Suyanto, mengatakan Anteraja berupaya mendorong transformasi digital UMKM serta mendukung pemberdayaan bagi para pemilik UMKM. “Karenanya dengan semangat #PastiLebihBaik, Anteraja berupaya untuk mendukung eskalasi bisnis para UMKM agar semakin optimal melalui program Anter UMKM Sukses,” ujar Suyanto.
Program ini menyediakan media pelatihan sehingga para peserta dapat mengembangkan pengetahuan bisnisnya terkait manajemen rantai pasok dan e-commerce, meningkatkan keterampilan usaha praktikal terkait manajemen keuangan dan pemasaran digital, serta memperluas jaringan koneksi untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UMKM), besarnya potensi UMKM Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Pada tahun 2019 saja, jumlah UMKM di Indonesia tercatat 64,19 juta unit, dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto nasional mencapai 60%.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 37 juta UMKM diantaranya dikelola oleh perempuan. “Sektor UMKM dan pengusaha mikro, yang sebagian besar adalah perempuan, merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” kata Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste, Azam Khan.
Di tengah pertumbuhan ekonomi digital yang berkembang pesat dan berkelanjutan, IFC mendorong serta memberdayakan pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan perangkat digital yang memungkinkan mereka menciptakan peluang baru, serta meningkatkan pendapatan maupun taraf hidup masyarakat Indonesia.
Namun demikian, pengusaha perempuan masih menghadapi tantangan yang besar dalam mengembangkan bisnisnya, seperti terbatasnya akses ke pelatihan kewirausahaan, minimnya literasi digital, hingga kurangnya akses permodalan dari lembaga formal. Anteraja pada program ini juga turut berpartisipasi dalam pemberdayaan pengusaha, khususnya perempuan pengusaha.