JAKARTA, INFOBRAND.ID – Bangi Cafe itu evolusi dari Bangi Coffee. Ya, begitulah pertama kali yang disampaikan oleh Operational Manager Bangi Cafe, Sulaeman saat berbincang dengan INFOBRAND.ID di pameran franchise akhir pekan lalu.
Menurutnya, kedua brand tersebut masih dalam satu bendera yakni PT Indo Bangi. Dimana segmentasi Bangi Coffee yang berdiri sejak delapan tahun lalu itu disebutnya lebih ke jaman old, sementara Bangi Cafe yang baru diresmikan akhir tahun lalu lebih ke segmen jaman now atau biasa disebut milenial.
“Kita berevolusi. Dengan jaman sekarang yang serba milenial, kita terus mengikuti jaman sehingga lahirlah Bangi Cafe dengan konsep kekinian dan lebih Instagrammable. Targer market kita semua segmen masuk,” ujar Sulaeman.
IKLAN INFOBRAND.ID
Dikatakan oleh Sulaeman, brand asal Malaysia ini cukup terkenal di Indonesia. Bahkan outletnya sudah mencapai lebih dari 100 outlet. Sementara di negara asalnya hanya sekitar 20-an outlet saja.
Begitu juga dengan Bangi Cafe. Meskipun nama brand ini terbilang baru, tapi outletnya sudah ada lima yang tersebar di Kawasan Jabodetabek.
“Untuk konsepnya kita punya booth, ruko dan stand alone,” kata Sulaeman.
Bangi Cafe yang disebut Sulaeman masuk ke dalam semua segmen ini dibanderol dengan harga yang boleh dibilang masih terjangkau yaitu dengan range harga mulai Rp18 ribu sampai Rp30 ribuan.
Terkait nilai investasinya sendiri, untuk konsep booth dibutuhkan dana sebesar Rp150 juta, ruko Rp350 juta dan stand alone Rp1,2 miliar. “Semua itu belum termasuk biaya renovasi,” kata dia. Selain itu, mitra juga dikenakan biaya royalty sebesar 5 persen dari omset yang didapat mitra setiap bulannya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Sulaeman memperkirakan, omset yang bisa didapat mitranya setiap bulan mencapai Rp300 jutaan dengan perincian sehari Rp10 juta. Sementara untuk lama balik modalnya kurang lebih setahun sampai 2,5 tahun.
“Keunggulan kita adalah produk yang bagus dan pengalaman di franchise selama delapan tahun yang menjadi modal kita. Selain itu, kita juga punya tim yang sangat kompak,” tutup Sulaeman. [ded]
