INFOOPPORTUNITY-Cerita inspiratif Haji Syamsalis menarik untuk diulas. Syamsalis adalah pendiri sekaligus pemilik PT Sumber Berkah Niaga, badan usaha yang menaungi bisnis franchise Sabana Fried Chicken.
Sabana adalah outlet ayam goreng siap saji lokal yang telah berdiri selama belasan tahun. Kendati franchise ayam goreng luar negeri sudah bertebaran di kota-kota besar Indonesia, Sabana adalah salah satu bisnis kuliner lokal yang mampu bertahan.
Saat ini, banyak outlet ayam goreng lokal serupa Sabana mulai bermunculan. Namun demikian, pamor dan popularitas Sabana tak lantas pudar. Sampai saat ini, Sabana tetap mudah ditemui di sudut-sudut keramaian.
Syamsalis adalah pria kelahiran Minang sekaligus lulusan IKIP Rawamangun. Ia mendirikan Sabana tak lama setelah perusahaan tempatnya bekerja dan bangkrut. Namun kebangkrutan kantornya itu malah menjadi awal mula perjalanan bisnisnya.
Bagaimana kisah perjalanan kewirausahaan Haji Syamsalis? Dilansir dari kanal YouTube resmi Sabana Fried Chicken, simak kisahnya di bawah ini.
Inspirasi Syamsalis untuk mendirikan usaha ayam goreng cepat saji itu muncul saat ia membuka warung kecil-kecilan di rumahnya untuk menambah penghasilannya. Saat itu, Syamsalis masih bekerja sebagai karyawan swasta.
“Saat dagang itu, di depan rumah suka ada tukang sayur mangkal menjual ikan, sayur, dan ayam. Nah, ayam yang dijual ini yang kita tidak tahu apakah penyembelihannya sudah sesuai syariat Islam, apakah benar-benar sehat?” tutur Syamsalis.
Dalam hal ini, konsumen tidak mendapatkan kejelasan. Kekhawatiran Syamsalis ini wajar, sebab penjual sayur keliling tidak dapat membuktikan kehalalan penyembelihan ayam-ayam yang dijualnya. Konsumen membelinya bermodalkan rasa percaya.
Dari situ, muncul keinginan di benak Syamsalis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam konsumsi daging ayam halal dan higienis. Keinginannya itu baru betul-betul tercapai setelah perusahaan tempat bekerjanya bangkrut.
“Dengan ditutupnya perusahaan itu, maka keinginan berdagang ayam itu muncul lagi,” lanjutnya.
Ia lantas bertemu dengan temannya yang juga memiliki rencana bisnis yang sama. Setelahnya, Syamsalis mengganti strateginya. Ia justru ingin menjual ayam goreng siap saji yang halal dan higienis, alih-alih tetap berjualan ayam potong.
Akhirnya outlet Sabana Fried Chicken pertama didirikannya di Komplek Duta Indah, Pondok Gede, Bekasi, pada Agustus 2006. Bisnis itu perlahan berkembang, masyarakat sekitar mulai mengenal merek Sabana.
Hingga akhir 2006, Sabana sudah berhasil membuka 10 outlet kemitraan dengan sistem bisnis oportuniti. Sabana menetapkan standarisasi, menyediakan semua bahan baku dari Sabana, sehingga mitra hanya perlu menjual bahan baku yang disediakan.
Rupanya, sistem kemitraan seperti ini sangat memudahkan dan meringankan masyarakat untuk bergabung sebagai mitra. Perlahan-lahan, mitra Sabana terus bertambah dari tahun ke tahun.
“Sampai akhirnya kami buatkan badan hukumnya. Dengan dibentuk perusahaan, kepercayaan masyarakat bertambah,” jelas Syamsalis.
Kini, jumlah outlet Sabana Fried Chicken sudah mencapai lebih dari 1.000 di 11 provinsi di Indonesia. Sabana kini meliki pabrik sendiri untuk mengolah bahan baku dan mengemasnya hingga siap dikirim ke mitra-mitra.