JAKARTA, INFOBRAND.ID - Pemerintah mengungkapkan, ekonomi digital di Indonesia bisa tumbuh 8 kali lipat pada tahun 2030 mendatang. Diungkapkan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada tahun 2020 lalu transaksi ekonomi digital tercatat Rp 632 triliun. Dengan potensi peningkatan hingga 8 kali lipat, artinya potensi pertumbuhan ekonomi digital pada 2030 bisa mencapai Rp4.531 triliun.
Demikian diungkapkan oleh CEO TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo, dalam webinar bertema Digital Overview 2021, dalam kegiatan Indonesia Digital Popular Brand Award 2021, yang digelar Jumat (27/8/2021). Perkembangan tersebut, menurut Tri, harus dilihat sebagai sebuah peluang untuk dikembangkan.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan official store, dimana di tahun 2020 saja, sedikitnya 1.000 official store baru dibuka. Itu membuktikan bahwa brand dan perusahaan mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital.
“Menariknya, berdasarkan data, saat konsumen bertransaksi, memberikan penilaian baik, dengan skor rata-rata 4,7, artinya kepuasan mendekati sempurna. Tidak hanya itu, total review ada 77 juta lebih,” ungkap Tri Raharjo.
Lantas, untuk dapat memenangkan persaingan di ranah digital, lanjut Tri, adalah bagaimana sebuah brand mampu membangun komunikasi dengan konsumen melalui web, marketplace, media sosial dan platform digital lainnya. Di era digital sendiri, menurut Tri, ada 5 langkah seorang konsumen dalam memilih sebuah brand.
Yang pertama, awareness yaitu bagaimana konsumen mengenal sebuah brand, kemudian tertarik terhadap sebuah brand yang dipengaruhi oleh value apa yang ditawarkan. Kemudian bertanya di mesin pencari atau bisa juga langsung mencarinya di marketplace dan lainnya. Baru setelah itu membeli. Tidak sampai di situ, tahap terakhir, adalah dengan memberikan review atau rating atas produk yang dibelinya.
“Dalam tahap ini, value menjadi yang paling penting. Agar brand dipilih, maka harus memiliki faktor waw, atau memenuhi kebutuhan konsumen,” jelas Tri.
Untuk mengukur brand-brand populer di ranah digital, Infobrand.id sebagai Indonesia number one brand media bekerjasama dengan TRAS N CO Indonesia, menggelar Indonesia Digital Popular Brand Award 2021. Penyelenggaraan Indonesia Digital Popular Brand Award 2021 Fase 3, merupakan hasil dari riset ke-23 yang dilakukan kepada 150 kategori produk dan lebih dari 1.000 brand teriset di Indonesia pada bulan Mei-Juni 2021. Adapun parameter penilaian yang digunakan yakni, Search Engine Based, Social Media Based dan Website based.
Temuan menarik dari survei yang dilakukan, menemukan 10 kategori yang banyak di ulas di internet, yaitu; Creambath (9,2 juta), Sepatu Sport (7,6 juta), Setrika (7,1 juta), Keju (6,5 juta), Gadai (4,8 juta), Aplikasi Konsultasi Dokter (3,9 juta), Air Purifier (3,8 juta), Internet Berlangganan (3,6juta), Air Conditioner (3,5 juta), Bumbu Penyedap (3,4 juta).
Selanjutnya untuk 10 kategori produk yang banyak dicari di internet adalah; Internet Berlangganan (575,6 ribu), TV Berlangganan (575,6 ribu), Jasa Pengiriman Uang Non Tunai (320,2 ribu), Obat Jerawat (312,1 ribu), Toko Donat (282,6 ribu), Vitamin C (251,9 ribu), Gadai (230,1 ribu), Sepeda Dewasa (219,4), Toko Buku (198 ribu), Air Minum Dalam Kemasan (181,7 ribu)
Selanjutnya, untuk website paling banyak dikunjungi adalah; Aplikasi Konsultasi Dokter (39,09 juta), TV Berlangganan (18,04 juta), Air Purifier (3,38 juta), Mocrowave (3,3 juta), Toko Alat Musik (2,6 juta), Jasa Pengiriman Uang Non Bank (2,2 juta), Sepatu Sport (1,9 juta), Internet Berlangganan (1,7 juta), Air Conditioner (1,1 juta), dan Toko Buku (843,19 ribu).
Dari temuan tersebut, lanjut Tri, menunjukkan bahwa beberapa produk kesehatan seperti aplikasi konsultasi dokter, sepeda dan sepatu olah raga sebagai sarana olahraga masih sangat diminati, karena masyarakat ingin menjaga kesehatan tubuh. Temuan brand-brand tersebut, juga dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku brand untuk meningkatkan aktivitas digitalnya untuk meningkatkan penjualan.
“Aplikasi konsultasi dokter, masa PPKM dan PSBB, banyak memanfaatkan aplikasi konsultasi dokter. Demikian internet berlangganan, di masa pandemi masyarakat membutuhkan internet di rumah untuk memenuhi kebutuhan digital dari rumah mereka,” tutup Tri.