Sabtu, 04 Mei 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Gancar Premananto : Aplikasi Mobile Telah Berubah Dari Area Blue Ocean Ke Red Ocean

Posted by: 3502 viewer

Gancar Premananto : Aplikasi Mobile Telah Berubah Dari Area Blue Ocean Ke Red Ocean
Gancar Candra Premananto

Di tengah peluang dan manfaat yang tinggi dari aplikasi mobile pastinya sejurus dengan munculnya persaingan yang tinggi. Aplikasi mobile yang tadinya adalah area blue ocean, sudah berubah menjadi area red ocean. Jumlah applikasi dari Google play store sendiri misalnya saat ini telah mencapai 3.000.000 aplikasi. Hal ini merujuk kepada data statista tentang Number Of Available Applications In The Google Play Store 2009-2017 yang dipaparkan oleh Head Of Magister Management Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Airlangga, Gancar Candra Premananto.

Menurutnya, setidaknya ada enam poin maraknya aplikasi mobile naik ke permukaan. Pertama, Para pelaku bisnis sudah menyadari adanya era Revolusi Industri 4.0. Dan pemasar harus mengikuti perubahan yang ada dan mencari peluang pemasaran baru.  Kedua, Aplikasi mobile merupakan bentuk dari peluang bisnis di era dukungan atas industri kreatif dan entrepreneurship. Ketiga, Dari perspektif perilaku konsumen, penggunaan aplikasi juga mengalami peningkatan sehingga Penggunaan aplikasi mejadi salah satu kebutuhan gaya hidup modern dan praktis. Keempat, Dari perspektif regulasi, belum dibuatkan regulasi khusus tentang aplikasi mobile. Kelima, Dukungan IT smartphone yang semakin menjadikan aktivitas mengunduh aplikasi semakin mudah dan memadai dalam hal penyimpanannya. Keenam, Generasi melek IT di Indonesia semakin banyak.

Meski begitu, Gancar menilai tidak semua aplikasi mobile menjadi aplikasi yang diminati, dirating dan diunduh oleh konsumen. Menurutnya,kKapasitas memori smartphone yang terbatas, tidak memungkinkan konsumen pengguna smartphone mengunduh semua aplikasi. “Untuk itu, beberapa hal yang harus dilakukan adalah Identifikasi kebutuhan dan tujuan penciptaan aplikasi mobile, Eksplorasi pesaing aplikasi mobile yang memiliki kebutuhan dan tujuan yang sama, Membuat diferensiasi aplikasi dengan memperbaiki kekurangan atau mengkombinasikan keunggulan aplikasi mobile lain, sebagai langkah awal mem-branding aplikasi, Brand yang menarik dan penentuan kata kunci, Melakukan aktivitas komunikasi pemasaran terintegrasi baik secara organik maupun anorganik  untuk meningkatkan visibilitas, rating dan tingkat unduhan. Salah satu aktivitas yang harus dilakukan dalam hal ini adalah App Store Optimization (ASO), Melakukan pengukuran visibilitas, rating dan tingkat unduhan dan meningkatkan tingkat consumer experience atas penggunaan aplikasi dengan terus melakukan continuous improvement sistem dan fungsi aplikasi,” jelasnya kepada INFOBRAND.ID

IKLAN INFOBRAND.ID

Pria kelahiran Surabaya, 22 Juli 1974 ini menambahkan bahwa Aplikasi mobile hanyalah alat bantu yang membutuhkan investasi dan perawatan. Sebagai alat bantu tidak serta merta, menjadi penentu kesuksesan bisnis. Tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan target pasar.  “Bagi perusahaan kecil, biaya investasi dan perawatan untuk aplikasi mobile tentunya masih sangat signifikan, apalagi bila harus bertarung dengan perusahaan besar. Yang menjadikan seringkali tidak perlu sebuah institusi membuat sendiri aplikasi mobile, namun dapat menggabungkan diri dengan aplikasi yang sudah ada. Seperti Ramayana dept store, yang lebih menggunakan applikasi belanja yang sudah ada dan tidak membuat sendiri seperti halnya Matahari departement store,” ucapnya.

Selain itu, katanya, target pasar juga menjadi penentu, apabila target pasar adalah generasi Z dan Y, maka masuk ke dunia digital dan internet, menjadi salah satu senjata utama.  “Intinya tidak memiliki aplikasi mobile sendiri bukanlah menjadi sebuah pemicu gulung tikarnya sebuah perusahaan. Aplikasi mobile yang sudah ada sekalipun tidak menjadi jaminan perusahaan akan sukses, mengingat persaingan di dunia aplikasi mobile gratis juga tinggi,” jelasnya.

Begitupun dalam hal corporate branding. Menurutnya, tidak ada hal yang pasti berhasil dalam masalah branding. “Setidaknya aplikasi mobile menunjukkan perusahaan telah mengikuti perkembangan zaman. Telah mengokomodasi IT dalam aktivitas operasionalnya. Hal tersebut merupakan sinyal yang ditangkap konsumen terhadap modernitas perusahaan.  Karena itu sebuah aplikasi mobile harus dibuat dengan spesifikasi tertentu seperti nama yang tidak terlalu panjang, mudah diingat, unik dan bukan merek ikut-ikutan. Lebih lanjut, aspek ,komunikasi pemasaranlah yang harus dapat diarahkan untuk menginformasikan, mempersuasi dan memperkuat persepsi,” terangnya.

 

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G

Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Infinix kembali memanjakan penggemarnya dengan merilis dua ponsel anyarnya yaitu Infinix Note 40 Pro 5G dan Note 40 Pro+ 5G se...


Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia

Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Produsen otomotif asal Prancis, Peugeot, secara resmi menghentikan penjualan mobil barunya di Indonesia sejak Kamis 2 Mei 2024...


Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 

Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Xiaomi Indonesia menawarkan tablet anyar Xiaomi Pad 6S Pro, yang memiliki layar 12,4 inci dan menggunakan sistem operasi Hyper...


Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 

Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Brand ponsel asal China, vivo, meluncurkan ponsel pintar baru berdesain ramping vivo V30e dengan harga mulai dari Rp4,6 jutaan...