Jakarta, INFOBRAND.ID - PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah melakukan inovasi dengan menghadirkan kendaraan taksi tenaga listrik. BIRD menjadi pioner dan merupakan perusahaan taksi yang pertama di Indonesia menggunakan tenaga listrik untuk operasional kendaraannya. Armada taksi listrik untuk layanan Bluebird dan Silverbird ini sudah mengaspal sejak pertengahan tahun lalu.
Presiden Direktur Blue Bird Group Holding Noni Purnomo menyatakan rasa bangganya menjadi pionir dalam menghadirkan kendaraan listrik di industri transportasi Indonesia.
"Sebagai salah satu perusahaan transportasi terbesar yang telah melayani masyarakat Indonesia lebih dari 46 tahun, Bluebird terus melakukan inovasi dan terobosan-terobosan baru, sehingga Bluebird dapat menjadi penyelenggara angkutan taksi terdepan di Indonesia," kata Noni.
Blue Bird menginvestasikan Rp 40 miliar untuk program taksi listrik (electrified vehicle) tahap awal yang disiapkan untuk satu hingga dua tahun. Anggaran ini juga termasuk dalam capex BIRD tahun ini yang mencapai Rp 1,5 triliun. Sehingga, penyerapan untuk mobil listrik hanya 1%.
Di awal peluncurannya pada Mei 2019 lalu, BIRD telah merealisasikan 30 armada taksi listrik. Rinciannya, BIRD memiliki 25 unit mobil listrik produksi BYD dan 5 unit Tesla.
Pada 2020, Blue Bird berencana menambah hingga 200 unit mobil listrik. Lantas pada 2025, perusahaan identik warna biru ini ingin mengoperasikan 2 ribu unit mobil listrik.
Saat itu terjadi, pihak Blue Bird menjelaskan 21.704.760 kg emisi karbon dioksida (CO2) akan dikurangi. Emisi itu setara dengan pemakaian bahan bakar minyak sebanyak 94.909.091 liter.
Menurut Blue Bird penggunaan mobil listrik ini berkaitan dengan program ketahanan dan bauran energi listrik nasional serta program mengurangi penggunaan dan subsidi bahan bakar minyak.
"Bertepatan dengan hari bumi, kami meluncurkan taksi listrik pertama di Indonesia. Pilot project kami menyediakan 30 unit mengusung tema 'birukan langit jakarta'," tambah Noni.
Blue Bird memulai bisnis dengan mengoperasikan taksi pertama Holden Torana bermesin 6-silinder 2.834 cc karburator pada 1972. Pada zamannya, taksi ini belum punya power steering dan pendingin kabin serta menggunakan 'argo jewer' dan alat komunikasi radio konvensional.
Sejak saat itu Blue Bird sudah pernah gonta-ganti jenis mobil berbagai merek, mulai dari Nissan, Toyota, Hyundai, hingga Hyundai, termasuk juga mengoperasikan taksi berbahan bakar gas pada 1990an. Bisnis juga telah berkembang hingga melahirkan Golden Bird, Big Bird, dan Silver Bird.
Direktur Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menjelaskan sebelum ada upaya perusahaan menghadirkan taksi listrik, dirinya ditanya oleh pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Kementerian Perhubungan, "Apa yang perusahaan taksi bisa lakukan untuk mengurangi emisi?"
"Selama setahun kemudian kami menghadap ke lebih dari lima instansi untuk membuat rencana yang pada hari ini kami selesaikan menjadi realisasi. Kami harap ini dapat diikuti pelaku transportasi lainnya. Kami masih perusahaan taksi terbesar, 36 ribu unit, sehingga kami mempunyai tanggung jawab menjadi katalis dan membuat kendaraan listrik dalam skala ekonomi sehingga bisa membuat dampak pada industri kita," ucap Adrianto lagi.