INFOBRAND.ID-PT Pos Indonesia (Persero) melakukan inovasi di bidang Operasi & Digital Services sejak tahun 2021 dengan mengimplementasikan sistem baru untuk layanan jasa kurir, yakni Nipos (new Integrated Postal System, menggantikan Ipos core system).
Direktur Operasi dan Digital Service PT Pos Indonesia (Persero), Hariadi mengatakan banyak hal yang sudah dilakukan terutama pada transformasi dan teknologi. “Pada 2021, kami mengimplementasikan new core courier system, new integrated postal system yang kita kenal new Nipos," ujarnya. Kehadiran Nipos membuat operasi pengiriman barang Pos Indonesia menjadi lebih traceable dan realtime, sehingga memperbaiki budaya kerja di lapangan.
Hal itu memberikan dampak positif untuk perbaikan Standar Waktu Penyerahan (SWP) atau SLA (service level agreement) Timeliness Delivery Pos Indonesia. Dia menambahkan, teknologi ini adalah core system yang memungkinkan Pos Inodnesia memiliki platform yang agile untuk dicustomized sesuai kebutuhan, memberikan visibilitas untuk monitoring operasi end to end sehingga bisa mencapai SLA timeliness delivery atau Standar Waktu Penyerahan.
“Layanan Same Day kami hampir 100 persen, layanan Next Day kami sudah di angka 99 persen lebih, sedangkan produk reguler kami sudah di angka 98 persen lebih. Itu sangat jauh sekali di atas market standar, 95 persen," kata dia melanjutkan. Operational excellence yang dilakukan Pos Indonesia tidak hanya terjadi melalui digitaliasi, namun didukung oleh disiplin operasi di semua jajaran mulai dari pusat sampai ke pelaksana lapangan.
"Disiplin dari semua jajaran operasi, mulai dari proses collecting, processing, transportasi, dan juga distribution atau last mile. Jadi itu yang kami benahi sejak 2021, teknologi adalah enabler.” Bukan hanya itu saja, Pos Indonesia juga melakukan perubahan pada layanan aduan pelanggan milik mereka, Customer Complaint Handling (CCH). Pos Indonesia berhasil meningkatkan dari angka 60 persen, menjadi 99 persen. Selain itu, perusahaan milik negara ini juga mengimplementasikan universal front end (UNIFE) di bagian fronting pelanggan.
“Jadi cuma ada satu aplikasi yang akan dimiliki oleh petugas fronting kami, yang tadinya beberapa ada aplikasi sesuai portfolio bisnis di kurir, logistik dan juga jasa keuangan. Sekarang cuma ada satu aplikasi di fronting," kata dia menuturkan. Saat ini, Pos Indonesia juga mengembangkan satu ekosistem superapps untuk layanan digital fronting pelanggan yang diberi nama Pospay Superapps, yang merupakan penggabungan digital fronting Jasa Keuangan Pospay dan digital fronting Kurir PosAja.
Aplikasi ini tidak hanya untuk mewadahi Product & Service yang ada di portfolio bisnis Pos Indonesia, namun juga termasuk Anak Perusahaan dan Afiliasi, termasuk juga mitra pihak ketiga dalam upaya membangung ekosistem. Langkah transformasi dan inovasi terbaru lain adalah melalui teknologi Mesin Sortir Robotik dan RFID. Kedua teknologi ini resmi diluncurkan Pos Indonesia di Sentral Pengolahan Pos (SPP) Surabaya pada Kamis, 16 November 2023.
Nantinya, mesin sortir robotik dan RFID akan digunakan dalam proses operasi pengiriman barang. Teknologi ini merupakan upaya Pos Indonesia dalam melakukan otomatisasi proses menyortir barang-barang pengiriman. Tujuannya, agar Pos Indonesia memiliki competitive advantage & competitive comparative di jasa pengiriman atau dikenal dengan Courier Express Parcel industry.
"Kompetitornya sangat banyak, barier to entry-nya juga rendah dan industri labor intensive atau Padat Karya. Kita ingin menjadi leader di cost competitiveness, dengan menambah kapasitas, memperbaiki kualitas kerja untuk jangka pendek dan mengantisipasi kebutuhan SDM yang semakin bertambah dan semakin mahal di jangka panjang," kata Hariadi menjelaskan.
Hariadi mengurai alasan mengapa pengunaan teknologi robotik ini mutlak dilakukan, yaitu pertama, kehadiran mesin sortir robotik ini juga diharapkan mampu menurunkan biaya sumber daya manusia (SDM) di jajaran Processing Center. Bahkan, diperkirakan bisa menurunkan biaya SDM antara 60-80 persen. "Tergantung skalanya. Berapa banyak proses yang kita bisa bawa kemari. Yang tadinya tersebar di beberapa lokasi sorting di KCU/KC, Sebagian atau seluruh bisa dialihkan ke SPP Surabaya. Beberapa proses sudah kita tarik ke SPP Surabaya secara bertahap," tambah Hariadi.
Alasan kedua adalah meningkatkan kapasitas jumlah barang yang dikirimkan. Selain itu, teknologi ini juga bisa menurunkan irregularitas atau penurunan salah salur. "Selama ini sangat mungkin terjadi karena sangat mengandalkan manusia. Sekarang sudah tidak mungkin salah," tutur Hariadi.
Selain Surabaya, Pos Indonesia juga akan menerapkan teknologi mesin sortir robotik dan RFID di Jakarta pada Desember 2023. Ia pun mengungkapkan penerapan teknologi baru akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya. Kedua kota tersebut dipilih karena dua hub terbesar secara volume. Pos Indonesia tidak hanya sekadar mengimplementasikan robot sortir dan RFID. Tapi juga state the art facility, bangunan baru. “Jadi memang kita menunggu proses konstruksinya selesa dan berhadap di akhir tahun ini sudah bisa implementasi robot sortir dan juga RFID.”
Hariadi berharap inovasi dan transformasi yang dilakukan Pos Indonesia, termasuk dalam penerapan mesin robotik ini bisa meningkatkan kepuasan pelanggan, serta memberikan pengalaman baru atau customer experience. Langkah-langkah ini juga diharapkan bisa membuat nama Pos Indonesia tetap eksis di kalangan masyarakat. “Harapannya apa yang kita lakukan didengar dan diketahui masyarakat sehingga ada traffic dari pelanggan baru, ada upaya untuk mendapatkan customer experience yang baru dari pelanggan yang memang selama ini belum pernah mencoba. Mungkin mereka punya experience beberapa tahun yang lalu, namun belum mencoba kualitas layanan di 1 sampai 2 tahun terakhir,” kata dia.
Mesin sortir robotik memiliki jenis dan spesifikasi Autonomous Mobile Robots (AMR) yang merupakan Jenis Robot yang di dalamnya terdapat Artificial Intelligence (AI), dilengkapi dengan sensor dan teknologi komputasi sehingga dapat mempelajari dan menafsirkan lingkungannya.