JAKARTA, INFOBRAND.ID - Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan besar bagi banyak industri retail hingga berdampak pada ditutupnya berbagai sektor usaha. Namun, di tengah tantangan ini, Hey! Kafe berhasil menunjukkan perkembangan bisnisnya yang pesat. Sejak pertama didirikan di awal pandemi pada Juni 2020, startup minuman asal Indonesia ini sukses membuka 60 gerai di Indonesia dan akan berkembang menjadi 300 gerai di akhir tahun 2022.
Hey! Kafe lahir dari inovasi Edward Djaja, 26, pendiri Seven Retail, perusahaan asal Indonesia yang menaungi berbagai merek ritel, di antaranya Chinese Fast-Casual Chain terkemuka Indonesia, Golden Lamian, yang saat ini memiliki lebih dari 70 gerai di Indonesia sejak didirikan di tahun 2017.
"Di Hey! Kafe, fokus utama kami adalah Same Store Sales Growth, strategi dimana kami fokus untuk menaikkan penjualan rata-rata per cabang – bukan hanya menaikkan penjualan dengan menambah total jumlah cabang. Dengan strategi ini pula, setiap cabang kami telah sukses memperoleh pengembalian investasi di bawah 12 bulan, yang tentunya menjadi faktor penting bagi bisnis untuk terus berkembang pesat secara sustainable di tahun-tahun berikutnya," ujar Edward.
Tingkatkan fokus dalam membangun produk untuk kepuasan konsumen
Kesuksesan ini dicapai Hey! Kafe dengan menerapkan strategi dan fokus investasi di branding dan pengembangan produk baru. Lewat proses iteratif, Hey! Kafe menguji lebih dari 20 konsep produk setiap bulannya. Strategi ini menghasilkan berbagai menu dan produk yang unik dan best-seller seperti seri minuman Hey-Shake!, Strawberry Heaven Hey-Shake dan Choco-Cashew Hey-Shake.
Lewat keunggulan desain dan branding-nya, Hey! Kafe menargetkan produknya untuk kalangan milenial -sebuah target pasar yang sangat potensial dengan populasi masyarakat terbesar di Indonesia. Apalagi dengan kualitas produknya yang baik dan harga yang terjangkau, seri minuman Hey! Kafe sangat disukai oleh anak muda dan milenial, dengan 12,000 gelas terjual setiap harinya.
Didukung oleh teknologi, Hey! Kafe hadirkan model bisnis beraset ringan
Hey! Kafe gunakan strategi bisnis model yang beraset ringan - Untuk mendukung fasilitas layanan pengiriman Grab & Go, sebagian besar gerai didesain mungil dan compact sehingga hanya membutuhkan modal yang minimal.
Sekitar 70% dari aktivitas penjualan Hey! Kafe juga dilakukan secara daring. Saat ini, Hey! Kafe menawarkan model kemitraan waralaba, seperti yang dilakukan oleh berbagai merchant minimarket terkemuka di Indonesia.
Model bisnis yang diusung oleh Hey! Kafe ini telah menarik perhatian berbagai venture capital (VC), seperti Trihill Capital, yang telah mendukung bisnis Hey! Kafe sejak tahap putaran awal. Lewat model bisnis beraset ringan, Hey! Kafe berharap dapat memfokuskan strategi pada branding dan investasi di teknologi.
Di awal tahun 2022 mendatang, Hey! Kafe akan meluncurkan in-house mobile application yang memudahkan seluruh konsumen untuk bertransaksi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan penjualan yang saat ini sudah mencapai 350,000 gelas setiap bulannya.