Trade Expo Indonesia (TEI) akan diselenggarakan 24-28 Oktober 2018 mendatang. Sebanyak 21 desainer produk dan 44 pelaku usaha siap berkolaborasi dalam produk unggulan dan berdaya saing ekspor.
Menyambut pagelaran Trade Expo Indonesia yang akan dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang pada akhir Oktober mendatang, segala persiapan terus dilakukan. Salah satunya menggabungkan desainer produk dengan pelaku usaha. Kolaborasi tersebut merupakan hasil pengembangan program Designer Dispatch Services (DDS) yang telah memasuki tahun ke-7.
DDS merupakan sebuah media untuk meningkatkan desain produk ekspor yang menggambarkan citra bangsa Indoenesia dalam keberagamannya. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda berharap DDS mampu menciptakan desainer dan produk yang berkualitas.
"Kita harapkan dapat DDS dapat menumbuhkan citra bangsa dengan desain produk yang berkualitas serta mengangkat profesi desainer Indonesia. Sehingga, produk yang dihasilkan dapat dikenal dan memiliki kualitas yang sejajar dengan desainer mancanegara lainnya," ujarnya, Senin (1/10/2018).
Sebelumnya, para desainer dibekali keterampilan dalam membaca pasar melalui fasilitas riset pemasaran strategis yaitu Euro Monitor dan Stylus yang dapat diakses secara daring di Gedung Indonesia Design Development Center (IDDC). "Dengan bekal pengetahuan tersebut, mereka dapat menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, khususnya pasar ekspor," tambah Arlinda.
Sementara itu, program DDS kali ini dihelat di 14 provinsi di Indonesia yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Saat ini beberapa hasil kolaborasi tersebut telah menunjukan hasil yang sangat bagus di antaranya, pelaku usaha di Jawa Tengah membuat tempat lilin yang berfungsi sebagai tatakan buah dari limbah kayu jati dengan desain produk yang menyerupai sayap kelelawar. Desain produk tersebut terinspirasi dari Goa Lowo (gua kelelawar) yang berada di wilayah tersebut yang dikenal sebagai gua terpanjang se-Asia Tenggara.
Sementara untuk hasil produk yang telah bisa dikirim ke luar negeri adalah produk dekorasi rumah yang merupakan hasil kolaborasi perusahaan Raja Serayu dengan desainer produk Mufti Alem sudah diekspor ke Uni Emirat Arab, China, Argentina, dan Chile.
Selain itu, perusahaan Rumah Tikar Vinto berkolaborasi dengan desainer Raditya Taepur menciptakan keranjang rotan juga sudah diekspor ke Jepang dan Turki.