JAKARTA - Di tahun 2020 yang penuh tantangan Titipku, perusahaan rintisan berbasis teknologi digital yang bergerak di bidang jasa penitipan barang produk-produk Usaha Mukro Kecil Menengah (UMKM) berhasil meningkatkan omset lebih dari 700%. Peningkatan tersebut didukung dengan peningkatan transaksi per bulan yang jika dirata-rata mencapai 80%.
Chief Marketing Officer Titipku, Faradhita Delicia, mengatakan, tahun 2020 lalu perusahaan asal Yogyakarta itu fokus memperbanyak UMKM masuk ke aplikasi supaya banyak dagangan tersedia di Titipku. Selama 2020, Titipku juga berhasil menambah 31.323 pedagang yang masuk ke Titipku. Hal ini tercapai berkat kerja keras 7.423 Penjelajah atau orang yang membantu memasukkan pedagang ke Titipku.
Tingginya transaksi di Titipku pada 2020 juga tak lepas dari pelayanan Jatiper, yakni para kurir Titipku, yang baik. Pembelian produk sesuai pesanan dengan kualitas yang baik, pengantaran yang tepat waktu, serta adanya garansi penggantian produk jika ditemui produk yang tidak sesuai atau rusak membuat konsumen nyaman berbelanja, dan bahkan menjadi konsumen yang loyal.
IKLAN INFOBRAND.ID
Chief Executive Officer Titipku, Henri Suhardja, menanggapi apresiasi dari konsumen ini. Ia mengatakan, pandemi covid-19 telah membuat omzet pedagang pasar dan UMKM turun sampai tersisa hanya 40% saja. Pelaku UMKM konvensional yang notabene sudah berusia lanjut, kesulitan menggunakan platform digital.
“Titipku dengan konsep hyperlocal menjadi solusi untuk bagi mereka dalam marketing dan distribusi. Bersyukur setelah go digital dengan Titipku, omzet UMKM naik beberapa kali lipat,” jelas Henri.
Henri juga mengatakan, bahwa Titipku tidak hanya aplikasi belanja di pasar. Konsumen bisa berbelanja di aneka pedagang, mulai dari toko kelontong, pedagang pasar, toko kosmetik, pedagang kaki lima, hingga restauran. Konsumen yang memiliki usaha kuliner juga bisa memesan kemasan food grade di Titipku.
Selanjutnya, pada tahun ini Titipku akan fokus mengembangkan toko online dan mencari pembeli. Dhita menambahkan, sejauh ini sembako dan sayur mayur menjadi produk yang paling laris. Menurutnya masyarakat banyak yang mempercayakan kebutuhannya untuk dibelanjakan oleh Titipku, sementara mereka bisa menjaga jarak dengan tetap di rumah selama masa pandemi COVID-19.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Titipku percaya bahwa potensi untuk digitalisasi UMKM masih sangat besar. Bersama semua masyarakat kita dukung UMKM naik kelas dengan digital. Ekonomi Indonesia akan semakin cepat pulih ketika UMKM pulih. Karena UMKM adalah kita,” ujar Henri.
IKLAN INFOBRAND.ID
Perusahaan yang juga berkantor di Kelapa Gading ini menjadi area dengan transaksi terbanyak setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Itulah sebabnya awal Desember lalu kami membuka kantor cabang di Kelapa Gading.
Titipku akan mempersiapkan pembukaan area layanan baru sembari meningkatkan pelayanan di area DKI Jakarta dan DIY. Menurut Henri, tahun 2021 akan menjadi momentum yang pas untuk berlari lebih kencang karena Titipku sudah menyiapkan sistem dan layanan bagi UMKM dan masyarakat untuk bertransaksi lebih cepat dan nyaman.
Hingga saat ini, Titipku sudah membentuk 47 pasar digital yang berisi 1.219 pedagang di dalamnya. Ke-47 pasar digital tersebut adalah pasar tradisional yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Area-area inilah yang mungkin akan dikembangkan lebih lanjut sebagai fokus bisnis Titipku. Namun, tidak menutup kemungkinan wilayah lain di Indonesia, jika memang di wilayah itu ada permintaan yang tinggi dari konsumen.
