JAKARTA - Untuk mengurangi sampah yang ditimbulkan dari produk, para produsen berlomba untuk membuat inovasi agar produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan bisa didaur ulang. Salah satunya seperti dilakukan Pepsodent, yang meluncurkan pasta gigi edisi Spesial Merah Putih, jelang ulang tahun kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.
Fiona Anjani Foebe, Head of Oral Care Marketing Unilever Indonesia mengungkapkan, kemasan produk, baik karton maupun tube-nya diklaim 100% dapat didaur ulang. Menurutnya kemasan bijak plastik itu pertama kali hadir di Indonesia.
Edisi spesial itu sejalan dengan misi pelestarian lingkungan. Melalui produk tersebut, Pepsodent ingin memberikan perhatian lebih kepada para pemulung sebagai pejuang sampah yang telah berperan nyata membantu mengurai permasalahan sampah plastik sehari-hari.
Untuk itu, Pepsodent juga menghadirkan program #MerdekakanSenyum keluarga Indonesia. Melalui kolaborasi dengan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Pepsodent akan mendonasikan 2,5% laba penjualan Pepsodent Edisi Spesial Merah Putih untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan para pemulung dan keluarganya.
Selain melalui pembelian produk, konsumen juga dapat berdonasi melalui Kitabisa.com, yang nantinya digandakan dua kali lipat oleh Pepsodent. Bantuan yang terkumpul akan disalurkan dalam bentuk paket kesehatan dan kebersihan, terdiri dari alat perlindungan diri seperti masker kain dan sepatu boots serta hand sanitizer.
Rangkaian produk Pepsodent pun disertakan untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut mereka. Sebagai langkah lanjutan, Pepsodent juga akan memberikan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut gratis untuk para pemulung dan keluarganya.
“Tak hanya dari sisi kesehatan, untuk membantu kesejahteraan para pemulung, Pepsodent juga akan menyediakan sejumlah mesin press sampah plastik yang akan sangat membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik yang dijual pemulung pada para pengepul sampah,” jelas Fiona.
Head of Corporate Affairs & Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus menambahkan, kehidupan lebih dari 4 juta pemulung telah terpukul hebat akibat pandemi. Dari sisi kesejahteraan, penghasilan mereka berkurang drastis dengan menurunnya harga jual sampah akibat berbagai keterbatasan. Selain itu, mereka berisiko tinggi terpapar virus Covid-19 di antara timbunan sampah yang dihadapi setiap hari.
“Sudah sepatutnya kita memfasilitasi mereka dengan perlindungan diri yang memadai sehingga mereka dapat terus berkontribusi sembari memenuhi kebutuhan untuk menyambung hidup,” tutup Nurdiana.