INFOBRAND.ID- Bisnis kuliner saat ini memang banyak diminati oleh para investor, terlebih lagi bisnis dengan menerapkan sistim franchise. Salah satu bisnis kuliner yang sedang hits saat ini adalah restoran mie ala Chinese yakni Golden Lamian.
Restoran Golden Lamian sendiri didirikan pada tahun 2017 oleh Edward Djaja, seorang sarjana Keuangan & Pemasaran lulusan University of Southern California. Golden Lamian merupakan bagian dari SEVEN Retail Group yakni sebuah perusahaan grup yang membangun ekosistem ritel merek baru mulai dari F&B hingga layanan gaya hidup, seperti Hey Kafe! Fit Hub, Sozo Klinik, Golden Hotpot & Grill dan Domomart.
Meski mengusung konsep Chinese heritage, Golden Lamian terus melakukan inovasi di tiap menu nya sehingga menghadirkan cita rasa nusantara. Hal lain yang menarik dari restoran Golden Lamian adalah proses pembuatannya yang menggunakan tangan dan bukan mesin, ini karena lamian sendiri memiliki arti mi yang ditarik dengan tangan. cita rasa yang dihasilkan cenderung unik dibandingkan mi pada umumnya.
Nugra Andika, Business Development Supervisor, Seven Retail Group mengatakan yang pertama di resto ini memiliki diferensiasi yakni restoran lamian halal pionir di Indonesia, kedua resto Golden Lamian sering melakukan inovasi tiap bulan nya dari tim RnD selalu mendevelop menu varian baru di pasar resto lamian.
“Hingga saat ini jumlah gerai Golden Lamian mencapai 113 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Kudus, Kalimantan, Banjarbaru, Medan, Batam, Palembang, dan juga Sulawesi dan Bali,” ujarnya saat diwawancarai Tim Redaksi INFOBRAND.ID.
Golden Lamian pun memiliki 70 mitra yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Jika diamati pertumbuhan gerai ini tak luput dari branding ke berbagai sosial media hingga Influencer dan KOL. Tak heran jika Golden Lamian pun sudah tenar di jagad kuliner di Indonesia.
Meski sudah berkembang resto ini tak lantas santai dengan keadaan saat ini. Manajemen pun mensiasati dengan meng-upgrade menu serta mempromosikan bisnis nya ke pameran franchise salah satu nya. Track record resto nya pun perlu diacungi jempol berbagai pengalaman nya di dunia F&B pun cukup matang sehingga untuk bersaing dengan resto lainnya pun mereka sudah siap dengan tantangan yang ada di pasaran. Kuatnya manajemen pun menjadikan perusahaan ini semakin popular karena adanya second brand yang ada di dalamnya.
“Kami sangat berfokus pada media sosial dan branding, mengapa kami focus ke medsos karena pasar segmen customer kami berumur 18 tahun hingga 30 tahun, karena di umur tersebut sangat aktif dengan dunia media sosial, oleh karena itu brand kami cepat di kenal,” paparnya.
“kita mengikuti pameran IFRA ini sudah 4 tahun dan pameran ini sangat baik karena sudah berjalan lama dan antusias dari calon investor pun respon sehingga kami selalu ikut pameran ini, kita juga mendapat koneksi yang bagus yang endingnya menjadi mitra kita” tandasnya.
Nugra mengungkapkan di hari pertama sudah menunjukkan hal yang positif mengingat Golden Lamian sendiri sudah banyak di kenal masyarakat Indonesia. Ia mengatakan dalam mendekati penghujung tahun akan ada program yang sedang dikerjakan oleh tim, namun sayangnya Nugra enggan mengatakan.
“ Yang jelas nanti akan launching menu baru dan ini akan menjadi kejutan untuk pelanggan setia Golden Lamian,” jelasnya.
Investasi franchise Rp 2,6 Miliar hingga Rp 8 Miliar. Dari investasi tersebut mitra akan mendapat all in peralatan, renovasi gerai hingga bahan baku dan sewa tempat. Yang menarik Golden Lamian menerapkan sistim Auto Pilot sehingga mitra dimudahkan dlaam mengelola bisnis ini.