Bagi para penikmat dan pecinta kopi pasti sudah hafal betul dengan brand Kopi Kapal Api. Lebel satu ini seolah sudah begitu menyatu dengan budaya minum kopi bagi masyarakat Indonesia. Hampir di setiap sudut warung hingga ritel swalayan raksasa di Tanah Air pasti menyediakan produk ini.
Alkisah, cikal bakal Kopi Kapal Api dimulai ketika Go Soe Loet bersama dengan kedua saudaranya yaitu Go Bi Tjong dan Go Soe Bin memulai bisnis ini pada 1927 dengan mendirikan pabrik di Pabean, Surabaya. Awalnya, merek jual yang ditawarkan adalah Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan, dan mulai dipasarkan di sekitaran kawasan Pelabuhan Tanjung Perak.
Market utamanya jelas, para pelaut yang kebetulan bersandar dan para pekerja maupun masyarakat setempat. Nah, dari situlah kemudian muncul identitas logo Kopi Kapal Api seperti yang saat ini dikenal luas.
Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis kopi Go Bersaudara ini tumbuh dengan cukup menjanjikan sehingga diperlukan komponen produksi yang lebih representatif. Didirikanlah kemudian pabrik Kopi Kapal Api pertama pada 1981 dengan output produski yang cukup besar
Saat itu, mesin roasting legendaris RN500 menjadi tulang punggungnya. Hingga saat ini, mesin tersebut tetap berfungsi dengan baik dan masih dipergunakan dalam proses produksi. Total, luas site Kapal Api di Sidoarjo adalah sekitar 12 hektar dengan jumlah pekerja mencapai ribuan orang.
Pada 2008 perseroan melakukan ekspansi lokasi produksi dengan mendirikan pabrik seluas 26 hektar di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat. Tidak berhenti disitu, Kapal Api pada 2011 mendirikan lagi fasilitas pengolahan kopi modern dengan teknologi Spray Dry Technique di Kawasan Sidoarjo dengan luas 2 hektar.
Hari ini, di bawah bendera PT Santos Abadi Jaya, Kopi Kapal Api menjelma menjadi produk minuman kopi terbesar di Indonesia dengan pengusaan pasar mencapai 60%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi dalam negeri pada 2018 lebih dari 722.000 ton. Angka tesebut merupakan yang terbesar dalam kurun waktu 7 tahun belakangan. Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak kopi yang berhasil diserap oleh perusahan asal Jawa Timur ini.
Presiden Direktur PT Santos Abadi Jaya Soedomo Mergonoto dalam profil perusahaan mengatakan bahwa kunci untuk menjadi pemain utama industri kopi Tanah Air adalah ketepatan dalam memilih faktor-faktor produksi, khususnya di sektor hulu.
“Kami mendatangkan mesin-mesin terbaik dari Jerman. Kami juga melakukan upaya perbaikan mutu kopi kami dengan menggunakan teknologi-teknologi yang lebih canggih. Inilah mulanya Kopi Kapal Api bisa menjadi market leader di Indonesia,” ujarnya seperti yang dikutip pada Senin (15/7).
Kredibilitas Kopi Kapal Api yang menterang di dalam negeri membuat perusahaan itu melebarkan sayap penjualan hingga ke mancanegara. Saat ini, tak kurang dari 52 negara di seluruh dunia telah menjadi sasaran penjualan Kapal Api.
Kelihaian Kapal Api dalam merambah pangsa pasar global diamini oleh Euromonitor, sebuah lembaga independen penyedia riset pasar strategis terkemuka di dunia. Pada 2016, entitas yang berpusat di London, Inggris itu menyebut Kapal Api merupakan perusahaan kopi terbesar ketiga di dunia dengan share market sebesar 5,5%.
Adapun, urutan teratas ditempati oleh perusahaan multinasional Nestle dengan pangsa pasar 11,7%, diikuti kemudian oleh JDE yang menguasai sekitar 10% penjualan kopi dunia.
Sementara itu, valuasi pasar kopi global sendiri untuk tahun ini diperkirakan lebih dari US$102 miliar. Jadi, anda kalkukasikan sendiri berapa ‘kue’ yang didapat oleh Kapal Api dari perputaran bisnis kopi dunia.
Kembali ke dalam negeri, dengan gurita bisnis yang telah mencengkram kuat membuat perusahaan ini membentuk holding company dibawah naungan Kapal Api Global. Tercatat, terdapat tujuh unit bisnis yang kini dirambah oleh Kapal Api. Ketujuh usaha tersebut adalah PT Santos Jaya Abadi, Kapal Api Overseas Business, Excelso, dan PT Agel Langgeng.
Lalu, PT Fastrata Buana, PT Santos Premium Krimer, serta yang terakhir adalah PT Sulutco Jaya Abadi. Peragaman tersebut tidak lepas dari upaya perseroan dalam mendiversifikasikan lini bisnis dengan tujuan memberikan ketahanan usaha serta mendukung ekosistem bisnis itu sendiri.
Kedepan, perusahan yang awalnya memasarkan kopi dengan sepeda ontel di Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak itu mempunyai cita-cita menjadi market leader untuk produk kopi di Wilayah Asia. Semoga saja.