KUALA LUMPUR, INFOBRAND.ID – Menteri Pembangunan Usahawan Malaysia, Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof mengatakan bahwa sektor ritel di Negeri Jiran itu akan terus tumbuh seiring dengan kebijakan ‘ramah pemerintah’, sehingga menjadi salah satu kontributor utama bagi Produk Domestik Bruto (PDB).
Dia mengatakan penelitian sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan penjualan ritel diperkirakan akan meningkat tahun ini menjadi 4,9 persen dari 4,5 persen sebelumnya.
“Proyeksi ini didasarkan pada kinerja industri yang lebih baik dari yang diharapkan pada kuartal pertama dan ekspektasi ekspansi yang lebih kuat untuk kuartal kedua. Ini akan menjadi tolok ukur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik di sektor ritel tahun ini,” katanya.
Pertumbuhan sektor ritel juga bisa dilihat dari pameran Malaysia International Retail & Franchise Exhibition (MIRF) 2019 yang diselenggarakan oleh Malaysian Retail Chain Association (MRCA) akhir pekan lalu di Kuala Lumpur Convention Centre.
Chairman MRCA, Raymond Woo mengatakan bahwa memasuki empat kali penyelenggaraan, pameran bertajuk “Franchise Forward” ini diikuti kurang lebih sekitar 15 negara, seperti Vietnam, Taiwan, Hongkong, Indonesia, Filipina dan negara lainnya.
Menurut dia, dalam pameran tersebut, 70 persen diantaranya diisi oleh pemain di sektor ritel. Hal ini semakin menguatkan kalau sektor ritel di Malaysia semakin kuat dan akan terus bertumbuh.
“Mayoritas yang ikut pameran ini bisnis franchise di kategori ritel. Ada sekitar 70 persen mayoritas ritel,” jelasnya.
Terkait dengan nilai transaksi, Raymond menargetkan mencapai RM90 juta tahun ini atau setara dengan Rp305 miliar. Menurut dia, angka tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 lalu yang hanya mencapai RM80 juta atau Rp271 miliar.
“Tahun lalu itu visitornya kurang lebih ada 12 ribu. Itu B2B ya bukan B2C. Kalau tahun ini saya rasa sama dengan tahun lalu visitornya atau naik sedikit. Cuma penjualannya kita target RM90 juta,” kata dia.
Sekadar informasi, di Malaysia sendiri, bisnis waralaba memang secara konsisten dipromosikan dan didukung oleh pemerintah. Ada lebih dari 500 merek waralaba di Malaysia, dimana 70 persen diantaranya adalah merek lokal.
Dari sekian banyak bisnis waralaba, kategori food & beverage (F&B) masih terus mendominasi. Kemudian disusul ritel, pendidikan, kecantikan dan kesehatan serta diikuti oleh bisnis-bisnis yang lainnya. [ded]